Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita meminta Perum Bulog segera menggelar operasi pasar beras kualitas medium di berbagai wilayah Indonesia untuk menekan kenaikan harga.
Ia menyarankan operasi pasar yang digelar bukan berupa penjualan beras medium oleh Perum Bulog di depan pasar rakyat, seperti yang biasa dilakukan. Namun, seluruh pedagang di pasar rakyat harus menyediakan beras Bulog sesuai harga eceran tertinggi (HET).
"Sudah waktunya dilakukan operasi pasar. Saya juga sudah beberapa kali mengirim surat kepada Bulog untuk melakukan operasi pasar," kata Enggartiasto, di Batu, Malang, Jawa Timur, kemarin.
Ia menjelaskan, September 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) memang mencatat adanya deflasi sebesar 0,27%. Namun demikian, kelompok padi-padian dan umbi-umbian mengalami kenaikan harga sebesar 0,13% dan memberi andil inflasi 0,01%.
Menurut Enggartiasto, kenaikan harga beras tersebut harus diwaspadai mengingat laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan musim penghujan di Indonesia diperkirakan baru akan terjadi pada November 2019.
"Artinya, musim tanam mundur. Akan tetapi, jangan sampai ada keterlambatan pasokan," katanya.
Ketersediaan beras kualitas medium di pasar rakyat dengan HET yang ditetapkan pemerintah tersebut, lanjut Enggartiasto, dinilai sudah mendesak guna menjaga daya beli masyarakat yang memiliki penghasilan rendah.
"Beras medium dengan harga HET di pasar tradisional itu harus tersedia. Kalau tidak, angka kemiskinan meningkat," ujar Enggartiasto.
Siap gelontor
Gayung pun bersambut. Perum Bulog menyatakan rencananya untuk menggelar operasi pasar beras di berbagai wilayah di Indonesia dalam waktu dekat. Sedikitnya 600.000 ton beras medium akan digelontorkan untuk menurunkan harga komoditas tersebut.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, pada sisa waktu di penghujung 2019 ini, pihaknya akan menggelontorkan beras medium ke pasar rakyat untuk menurunkan harga dan menjamin ketersediaan pasokan beras kualitas medium kepada masyarakat.
"Untuk Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSA) baru sekitar 340 ribu ton. Target kami pada 2019, satu juta ton. Jadi masih ada sekitar 600 ribuan ton yang harus digelontorkan hingga akhir Desember 2019," kata Tri, kemarin.
Ia menjelaskan, saat ini stok beras kualitas medium yang dimiliki Perum Bulog berada dalam kondisi yang sangat aman dengan total mencapai 2,3 juta ton. Dengan jumlah stok itu, diperkirakan masih akan cukup untuk kebutuhan hingga masuknya musim panen ke depan.
Menurut Tri, kebutuhan masyarakat untuk beras kualitas medium diprediksi akan mengalami peningkatan pada November dan Desember 2019, khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2020.
Adapun pada Januari-Februari 2020, lanjut Tri, permintaan masih akan tinggi, sementara produksi beras masih memasuki musim tanam sehingga pemerintah perlu melakukan langkah antisipasi kenaikan harga beras.
"Panen diperkirakan Maret-April 2020. Jadi, yang perlu diantisipasi ialah November dan Desember 2019, dan Januari, Februari 2020 karena harga pasti tinggi," kata Tri. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved