Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Dongkrak Investasi Riil

MENTERI Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro optimistis proyek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur akan meningkatkan geliat investasi riil dalam jangka pendek di wilayah tersebut.

"Dampak investasi ini terjadi ketika proses pembangunan pusat pemerintahan baru dimulai. Peningkatan investasi riil di Kalimantan Timur diperkirakan bakal sebesar 47,7%," kata Bambang di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Senin (16/9).

Baca juga: Ingin Investasi di Ibu Kota Baru, Investor Minta Perbaiki Iklim

Bambang memprediksi pertumbuhan investasi riil di Kalimantan Timur akan memberikan andil sebesar 4,7% terhadap pertumbuhan investasi riil nasional.

Dirinya menyebut, peningkatan investasi di wilayah Kalimantan Timur disebabkan oleh meluasnya sektor yang menjadi ladang investasi. Pasalnya, Kalimantan Timur selama ini hanya mengandalkan sumber daya alam (SDA) sebagai objek investasi.

"Dengan pemindahan ibu kota ini, peningkatan output tertinggi akan terjadi pada sektor konstruksi, kesehatan, dan restoran," ucap Bambang.

Dengan semakin beragamnya pilihan investasi di wilayah Kalimantan Timur, nantinya diperkirakan pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut akan meningkat sebesar 7,3% yang akan berpengaruh sebesar 0,6% pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai informasi, Bambang juga menjabarkan timeline pembangunan Ibu Kota baru.

Pada 2021, pemerintah akan mulai membuat proyek Perencanaan Fisik (Detail Engineering Design) dan dilanjutkan dengan ground breaking pembangunan fisik Ibu Kota baru.

Selanjutnya, pada 2022 pemindahan Ibu Kota baru akan masuk ke tahap pembangunan konstruksi khususnya kawasan inti pusat pemerintahan dan sebagian kawasan IKN. Selanjutnya 2024 menjadi tahun awal pemindahan Ibu Kota Negara baru. (OL-8)