Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Realisasi Subsidi Lebih Rendah

Atikah Ishmah Winahyi
02/9/2019 00:00
Realisasi Subsidi Lebih Rendah
Menteri Energi dan Sumber  Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan(ANTARA)

REALISASI harga minyak mentah yang lebih rendah daripada asumsi pemerintah sebesar US$70 membuat realisasi subsidi juga akan lebih rendah daripada yang diproyeksikan.

Seperti diketahui, harga minyak mentah berada di kisaran US$50 hingga US$60-an per barel hingga paruh pertama tahun ini. Menteri Energi dan Sumber  Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan, hingga semester I 2019, angka subsidi baru mencapai Rp59,4 triliun.

“Subsidi tahun 2019 ini targetnya Rp160 triliun, tapi saya kira enggak akan sampai. Paling di angka Rp120 triliun sampai Rp130 triliun karena harga komoditas energi banyak yang turun juga,” kata Jonan dalam pernyataan tertulisnya, kemarin.

Dia menilai, daripada menghabiskan anggaran untuk subsidi energi yang tidak tepat sasaran, pemerintah lebih memilih memangkas subsidi energi untuk dialihkan ke belanja yang lebih produktif dan prorakyat. Demikian halnya pemanfaatan anggaran Kementerian ESDM yang tahun ini dialokasikan Rp4,9 triliun juga mayoritas untuk infrastruktur dan program prorakyat.

“Tahun ini anggaran Kementerian ESDM 48% dikembalikan kepada masyarakat untuk membangun pembangkit tenaga surya, jaringan gas, dan lainnya,” ungkapnya.

Jonan menegaskan ketersediaan dan keterjangkauan energi oleh masyarakat merupakan inti dari kebijakan dalam pengelolaan sektor ESDM. Pemerintah terus berupaya agar energi tersedia secara merata dan dengan harga yang terjangkau.

“Paling penting dari kedaulatan energi itu ada dua, yakni ketersediaan energi itu dan keterjangkauan dari segi harga,” ujarnya.

Dia menjelaskan, di zaman yang sangat global sekarang ini hampir tidak ada negara yang mampu melakukan segala kegiatan hidupnya secara mandiri.

“Semua negara itu beketergantungan (di sektor energi) besar. Kedaulatan energi itu yang terpenting ialah membuat daya saing bangsa ini menjadi lebih baik,” ucapnya.

Saat berbicara di kampus UGM pekan lalu, Jonan juga mengingatkan kedaulatan energi harus bisa membuat daya saing bangsa menjadi tinggi. Energi terjangkau harus membuat produktivitas tinggi, bukan sebaliknya. “Misalnya, listrik yang terjangkau membuat daya saing tinggi,” tandasnya.


Kuota elpiji 3 kg

Rapat Kerja Komisi VII DPR bersama Kementerian ESDM menyepakati volume elpiji tabung 3 kg bersubsidi naik dari tujuh juta metrik ton menjadi 7,5 juta metrik ton. Selain elpiji 3 kg disepakati pula asumsi dasar sektor ESDM lainnya, yakni harga minyak mentah Indonesia antara US$58- US$63 per barel, produksi siap jual (lifting) minyak 755 ribu barel per hari, lifting gas bumi 1,191 juta barel setara minyak per hari, subsidi minyak solar Rp1.500 per liter, subsidi listrik Rp62,21 triliun, dan biaya cost recovery migas Rp8-Rp10 triliun.

Penaikan besaran subsidi elpiji jadi 7,5 juta ton merupakan upaya pemerintah meningkatkan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Kesepakatan asumsi dasar sektor ESDM itu akan dibahas lebih lanjut di Badan Anggaran untuk kemudian disetujui menjadi UU APBN 2020. (AT/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik