Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PT Bank BTPN Tbk mencatat total penyaluran kredit mencapai Rp143,4 triliun pada akhir Juni 2019 atau tumbuh 112% (year on year/yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp67,7 triliun.
Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengungkapkan pertumbuhan pesat tersebut diimbangi dengan prinsip kehati-hatian yang tecermin pada angka rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) di level 0,8% (gross). Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) terjaga di level 23,3% masih sangat kuat untuk menopang target pertumbuhan.
Ongki juga menjelaskan jumlah penyaluran kredit merupakan data gabungan dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) dan Bank BTPN, terhitung sejak efektif merger pada 1 Februari 2019. Namun demikian, jika dihitung secara normal, penyaluran kredit sejatinya bertumbuh 10%.
“Hal ini masih sejalan dengan rata-rata pertumbuhan kredit industri. Dengan kondisi ekonomi yang menantang dan situasi perusahaan yang masih dalam fase konsolidasi, pencapaian ini patut kami syukuri,” kata Ongki dalam keterangan resmi, Kamis (15/8).
Adapun, dirinya merinci kredit semester I-2019 banyak ditopang pembiayaan korporasi, usaha kecil dan menengah (small medium enterprises/SME), pembiayaan konsumer, dan pembiayaan prasejahtera produktif melalui anak usaha, BTPN Syariah.
Baca juga: Espay Gandeng BTPN Permudah Transaksi Belanja Daring
Dengan berbagai perkembangan yang ada di dalam perusahaan, BTPN mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan.
Dari segi aset, Bank BTPN mencatat kenaikan aset sebesar 87%, dari Rp99,9 triliun pada Juni 2018 menjadi Rp187,05 triliun pada Juni 2019. Adapun laba bersih konsolidasi setelah pajak (NPAT) yang dapat diatribusikan kepada pemilik mencapai Rp1,26 triliun, meningkat 15% dari posisi tahun lalu Rp1,09 triliun.
Ongky melanjutkan pengembangan perusahaan terus dilakukan. Selain fokus melayani existing business, BTPN juga terus mengembangkan segmen korporasi, antara lain berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi, project financing di bidang infrastruktur dan energi, trade finance, serta berkolaborasi dengan multifinance untuk pembiayaan otomotif.
"Hal ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menggerakkan sektor riil dan berpartisipasi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.
Ongki menilai pembiayaan ke segmen korporasi dan industri pendukungnya masih memiliki ruang pertumbuhan cukup menjanjikan.
Di samping menjajaki peluang bisnis baru, Bank BTPN juga tetap konsisten menciptakan inovasi produk dan layanan berbasis digital melalui Jenius, serta melakukan digitalisasi di existing business.
Hingga akhir Juni 2019, total pengguna Jenius mencapai 1,6 juta nasabah, tumbuh 130% dari posisi Juni 2018 sebanyak 704 ribu nasabah.
“Salah satu kunci sukses Jenius adalah kemampuan untuk terus konsisten menghasilkan fitur fitur baru yang unik tapi relevan dengan kebutuhan nasabah. Bukan hanya pada keunikan produk, tetapi juga cara melayaninya. Kami meyakini, platform digital ini akan memainkan peran penting dalam pengembangan bisnis ritel dan komersial BTPN di masa mendatang,” tuturnya.(OL-5)
DIREKTUR Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Asep Rahmat Suwandha menyerahkan santunan kematian kepada 2 ahli waris dari karyawan BTPN Syariah yang meninggal dunia
Kini, penukaran Yay Points di Kartu Kredit Jenius Visa semakin lengkap dengan hadirnya kategori travel untuk penukaran ke KrisFlyer Miles dan Traveloka Points.
Program 7 hari 7 Malam #jadilebihjenius menawarkan promo makan dan minum di restoran favorit, promo merchant pilihan, dan promo fitur pilihan.
Fitur-fitur yang Jenius hadirkan melalui proses kokreasi semakin lengkap untuk membantu teman Jenius mulai dari menabung danĀ bertransaksi di dalam dan luar negeri.
Dalam lanskap bisnis yang dinamis saat ini, teknologi memiliki peran kunci dalam meningkatkan efisiensi operasional dan engagement karyawan
PT Bank BTPN membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,46 triliun pada periode semester pertama 2023. Angka tersebut lebih rendah 13% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved