Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Semester I 2019, Penyaluran Kredit BTPN Tumbuh 112 Persen

Atalya Puspa
15/8/2019 12:48
Semester I 2019, Penyaluran Kredit BTPN Tumbuh 112 Persen
Pekerja menyelesaikan tugasnya di dekat lambang Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) di kawasan Kuningan(ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)

PT Bank BTPN Tbk mencatat total penyaluran kredit mencapai Rp143,4 triliun pada akhir Juni 2019 atau tumbuh 112% (year on year/yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp67,7 triliun.

Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengungkapkan pertumbuhan pesat tersebut diimbangi dengan prinsip kehati-hatian yang tecermin pada angka rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) di level 0,8% (gross). Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) terjaga di level 23,3% masih sangat kuat untuk menopang target pertumbuhan.

Ongki juga menjelaskan jumlah penyaluran kredit merupakan data gabungan dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) dan Bank BTPN, terhitung sejak efektif merger pada 1 Februari 2019. Namun demikian, jika dihitung secara normal, penyaluran kredit sejatinya bertumbuh 10%.

“Hal ini masih sejalan dengan rata-rata pertumbuhan kredit industri. Dengan kondisi ekonomi yang menantang dan situasi perusahaan yang masih dalam fase konsolidasi, pencapaian ini patut kami syukuri,” kata Ongki dalam keterangan resmi, Kamis (15/8).

Adapun, dirinya merinci kredit semester I-2019 banyak ditopang pembiayaan korporasi, usaha kecil dan menengah (small medium enterprises/SME), pembiayaan konsumer, dan pembiayaan prasejahtera produktif melalui anak usaha, BTPN Syariah.

Baca juga: Espay Gandeng BTPN Permudah Transaksi Belanja Daring

Dengan berbagai perkembangan yang ada di dalam perusahaan, BTPN mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan.

Dari segi aset, Bank BTPN mencatat kenaikan aset sebesar 87%, dari Rp99,9 triliun pada Juni 2018 menjadi Rp187,05 triliun pada Juni 2019. Adapun laba bersih konsolidasi setelah pajak (NPAT) yang dapat diatribusikan kepada pemilik mencapai Rp1,26 triliun, meningkat 15% dari posisi tahun lalu Rp1,09 triliun.

Ongky melanjutkan pengembangan perusahaan terus dilakukan. Selain fokus melayani existing business, BTPN juga terus mengembangkan segmen korporasi, antara lain berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi, project financing di bidang infrastruktur dan energi, trade finance, serta berkolaborasi dengan multifinance untuk pembiayaan otomotif.

"Hal ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menggerakkan sektor riil dan berpartisipasi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.

Ongki menilai pembiayaan ke segmen korporasi dan industri pendukungnya masih memiliki ruang pertumbuhan cukup menjanjikan.

Di samping menjajaki peluang bisnis baru, Bank BTPN juga tetap konsisten menciptakan inovasi produk dan layanan berbasis digital melalui Jenius, serta melakukan digitalisasi di existing business.

Hingga akhir Juni 2019, total pengguna Jenius mencapai 1,6 juta nasabah, tumbuh 130% dari posisi Juni 2018 sebanyak 704 ribu nasabah.

“Salah satu kunci sukses Jenius adalah kemampuan untuk terus konsisten menghasilkan fitur fitur baru yang unik tapi relevan dengan kebutuhan nasabah. Bukan hanya pada keunikan produk, tetapi juga cara melayaninya. Kami meyakini, platform digital ini akan memainkan peran penting dalam pengembangan bisnis ritel dan komersial BTPN di masa mendatang,” tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya