Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kinerja pasar modal masih bisa ditingkatkan.
“Kami apresiasi capaian Bursa Efek Indonesia (BEI) sekarang. Namun, kami yakin bahwa pasar modal tidak bisa tidak proaktif. Kami masih ingin lebih. BEI dan SRO (harus) lebih meningkat,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Gedung BEI, Jakarta, kemarin.
Secara akumulatif Januari-Agustus, penghimpunan dana dari pasar modal cukup mencapai Rp109,2 triliun. Angka itu dinilai cukup menggembirakan dengan kehadiran emiten baru sebanyak 29 perusahaan.
“Sedangkan total dana kelolaan investasi mencapai Rp802,4 triIiun atau tumbuh 7,2% year to date (ytd),” ujarnya seperti dikutip dari Medcom.id.
Di tengah tingginya ketidakpastian perekonomian global, IHSG juga masih mencatatkan kinerja positif dengan kemarin ditutup menguat 1,41% ytd. Akan tetapi, rata-rata yield SBN masih mengalami penurunan 69 bps.
Kondisi ini ditopang kondisi ekonomi makro kita yang masih solid yakni pertumbuhan ekonomi dapat dijaga di atas 5%, inflasi terjaga rendah sebesar 3,325 Juli (yoy), dan cadangan devisa terus tumbuh jadi US$125,9 miliar sejalan masuknya dana investor asing.
“Sampai dengan akhir minggu lalu kita melihat net buy investor asing di pasar saham cukup besar mencapai Rp64,9 triliun dan di pasar SBN Rp113,4 triliun” kata Wimboh.
Direktur Utama BEI Inarno Djayadi menambahkan, kebutuhan akan tersedianya variasi layanan dan produk pasar modal menjadi salah satu tantangan utama bagi industri pasar modal Indonesia.
Perluasan layanan dan produk telah dilakukan melalui pengembangan berbagai program kerja, baik yang dilaksanakan SRO secara bersama-sama maupun yang diimplementasikan di tiap-tiap SRO.
“Perluasan variasi layanan dan produk pasar modal diharapkan dapat meningkatkan kuantitas perusahaan tercatat serta investor sehingga pasar modal Indonesia dapat menjadi semakin kuat dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya. (E-1)