Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Adira Finance Catat Pertumbuhan Pembiayaan Baru

Ata/E-2
29/7/2019 23:45
Adira Finance Catat Pertumbuhan Pembiayaan Baru
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli (tengah).(MI/ROMMY PUJIANTO )

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatat adanya pertumbuhan pembiayaan baru sebesar Rp19,1 triliun pada Semester I 2019. Pertumbuhan tersebut naik 4% dibanding periode sebelumnya.

"Kenaikan itu ditopang pertumbuhan pembiayaan pada segmen kendaraan roda dua. Segmen sepeda motor naik 9% dan segmen mobil stagnan di 0% di tengah penjualan industri mobil baru yang menurun sebesar 13%," kata Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli di Jakarta, kemarin.

Secara rinci, pembiayaan baru tersebut mencakup Rp7,3 triliun untuk pembelian motor baru, Rp2,6 triliun motor bekas, Rp4,4 triliun mobil baru, Rp3,7 triliun mobil bekas, dan Rp 1,1 triliun alat elektronik.

Dengan capaian itu, Adira Finance mencatat adanya pertumbuhan laba bersih sebesar 9% menjadi Rp949 miliar pada Semester I 2019. Pertumbuhan laba tersebut ditopang pendapatan bunga sebesar 12% menjadi Rp5,89 triliun, sedangkan beban bunga naik 15% menjadi Rp 2,33 triliun.

"Selain itu, pendapatan bunga bersih naik 10% jadi Rp3,55 triliun sehingga menghasilkan margin bunga bersih sebesar 14,2%," kata Hafid.

Adira Finance juga mencatat kenaikan pendanaan sebesar 11% menjadi Rp23,7 triliun pada Semester I 2019. Total pinjaman bank juga meningkat sebesar 9% menjadi sebesar Rp12,6 triliun, sedangkan obligasi naik 17% menjadi Rp10,4 triliun.

"Pada 2019, kami telah menerbitkan obligasi sebesar Rp2 triliun dan sukuk Rp96 miliar dengan total penerbitan sebesar Rp2,06 triliun dari Program Obligasi Berkelanjutan IV Tahap V," tambah Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila.

Di kesempatan itu, Made menambahkan, pembiayaan untuk pembelian mobil baru stagnan lantaran lesunya penjualan mobil di Semester I.

"Semester I memang situasinya agak kurang kondusif. Penurunan pembiayaan roda empat diperkirakan dampak dari dua faktor besar, yakni pemilihan presiden dan penurunan harga komoditas," kata Made.

Ke depan, Made berharap pertumbuhan industri pada Semester II akan lebih menjanjikan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan pembiayaan baru.

"Semester II, sektor industri semoga tumbuh baik sehingga kita bisa ambil porsi dari pertumbuhan tersebut. (Ata/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik