Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PT Pelindo II cabang Panjang (IPC Panjang), Lampung, mulai mengimplementasikan terminalisasi pelabuhan. General Manager IPC Panjang Drajat Sulistyo mengatakan terminalisasi sudah mendesak guna mewujudkan Panjang sebagai penyangga Pelabuhan Tanjung Priok.
“Terminalisasi ini artinya bagaimana pelabuhan bisa mengoperasikan terminal secara de facto dan de jure sesuai standar. Ending-nya nanti adalah peningkatan produktivitas. Kalau produktivitas meningkat, kepercayaan luar negeri juga semakin besar. Dengan begitu Pelabuhan Panjang sebagai penyangga Pelabuhan Internasional Tanjung Priok tinggal selangkah lagi,” katanya, Senin (1/7).
Menurut Drajat, terminalisasi bertujuan untuk mener-tibkan semua yang beroperasi di pelabuhan, baik tenaga kerja, kendaraan (trucking), dan proses bongkar muat.
Pada tahap awal, IPC Panjang telah meyiapkan segala fasilitas pendukung, di antaranya gerbang electronik (electronic gate) dan sistemnya.
“Kita tertibkan trucking-nya, harus laik operasi dan administrasi. Semua kendaraan akan dilengkapi stiker, yang dapat stiker ini yang sudah lolos administrasi maupun teknis. Sementara yang belum, kami beri waktu 30 hari ke depan untuk mengurusnya,” ujar Drajat.
“Begitu juga dengan tenaga kerja bongkar muat, segera akan dilengkapi pass card. Begitu kartu ditap, data akan terekam di komputer sehingga pihak-pihak yang tidak berkepentingan tidak bisa masuk. Tujuannya untuk mengantisipasi crowded (kepadatan) dan menurunkan tingkat kecelakaan. Tenaga kerja juga wajib pakai APD (alat pelindung diri). Kalau tidak pakai, tidak boleh masuk,” tambahnya.
Sebelum diluncurkan, sosialisasi terminalisasi telah dilakukan sejak satu bulan lalu dibantu KSOP dan Organda. Proses adaptasi ditenggat waktu hingga satu bulan ke depan. Diharapkan, pada Agustus 2019, terminalisasi dapat diimplementasikan sepenuhnya.
“Hari ini launching sekaligus sosialisasi. Nantinya kami akan lebih proaktif ke instansi. Semoga Agustus nanti bisa full operation,” ujarnya.
Ciptakan efisiensi
Sebelumnya, Vice President Public Relation PT Pelindo I Fiona Sari Utami mengatakan semua cabang pelabuhan di Pelindo I sudah menerapkan sistem digitalisasi.
“Kami menggunakan Indonesia gateway master terminal dan container terminal operating system (TOS) untuk aplikasi yang melayani operasional pelabuhan. Ada pula aplikasi ERP-SAP untuk administrasi dan keuangan,” ujar Fiona.
Begitu pun Pelindo II. Tidak hanya kelas utama, tetapi pelabuhan kelas 1 layaknya Pontianak juga sudah diperkuat sejumlah aplikasi.
Menurut General Manager Pelindo II Cabang Pontianak, Adi Sugiri, di Pontianak, Kalimantan Barat, pekan lalu, pihaknya juga melakukan digitalisasi sejak 2015 dengan penggunaan TOS OPUS.
“Yang terbaru Februari lalu, kami menerapkan aplikasi nonpeti kemas (NPK) stripping dan stuffing untuk perencanaan dan pengendalian operasi di lapangan penumpukan peti kemas,” ujar Adi.
Dengan penggunaan aplikasi itu, penanganan peti kemas kini meningkat, dari 36 boks per jam menjadi 49 boks per jam. Pada triwulan III 2019, pihaknya akan melengkapi lagi dengan aplikasi NPK TOS. (Ant/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved