Bengkulu Ekspor Sarang Walet ke Taiwan

Mediaindonesia.com
28/6/2019 09:23
Bengkulu Ekspor Sarang Walet ke Taiwan
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil saat melepas ekspor sarang walet dari Bengkulu ke Taiwan dengan nilai US$4.138, Kamis (27/6).(Istimewa )

BADAN Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian mengapresiasi eksportir di Bengkulu yang berhasil mengekspor produk pertanian lokal sebesar Rp162,65 miliar atau naik 72,2% dibandingkan periode sama pada tahun lalu.

"Alhamdulillah, ini kita dorong terus, dari sistem pelayanannya maupun jaminan kesehatannya, sesuai persyaratan negara tujuan," jelas Ali Jamil, Kepala Barantan pada acara Apresiasi Pelaku Usaha Agribisnis sekaligus melepas ekspor berbagai komoditas pertanian di Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu senilai Rp9,4 miliar, Kamis (27/6).

Salah satu komoditas yang diekspor berupa sarang burung walet tujuan Taiwan senilai US$4.138. Sebelumnya ekspor sarang walet dari Bengkulu dilakukan di tempat lain seperti Jakarta atau Semarang. Hal tersebut disebabkan belum adanya rumah walet dan tempat produksi yang tersertifikasi. Ditambah belum adanya penerbangan internasional langsung dari Bengkulu.

Jamil mendorong agar para petani walet dan pelaku industri walet meregistrasi rumah walet dan tempat produksinya ke Barantan agar hasil produksi yang dihasilnya lebih memiliki daya saing. Ia juga berkomitmen dan berkomunikasi dengan instansi dan pemerintah daerah agar akses logistik internasional dapat dipersingkat dan disederhanakan.

Saat ini  sarang walet asal Bengkulu diekspor ke Taiwan melalui kantor pos atau jasa titipan.

"Ini bisa jadi alternatif sementara, lewat jasa titipan atau bandara internasional terdekat. Intinya kita dorong agar bisa langsung lewat Bengkulu, dan pastinya harus disertifikasi Karantina agar sesuai persyaratan negara tujuan," ungkap Jamil.

Selain sarang walet, diekspor pula cangkang sawit tujuan Thailand senilai Rp7,15 miliar, dan karet lempengan tujuan Amerika Serikat senilai Rp2,17 miliar. Menurut Jamil, Barantan terus mendorong pertumbuhan ekspor komoditas pertanian daerah setidaknya dengan dua program. Yaitu program inline inspection karantina dan program agro gemilang.

Program inline inspection merupakan percepatan layanan karantina berupa fasilitas jemput bola, yaitu pemeriksaan karantina yang dilakukan di tempat pemilik. Sehingga tidak memerlukan waku tambahan untuk pemeriksaan karantina di pelabuhan. Sedangkan program agro gemilang merupakan bimbingan teknis pada para millenial calon eksportir agar komoditas yang diekspor dapat memenuhi standar sanitary and phytosanitary (SPS) negara tujuan.

M Ischaq, Kepala  Karantina Pertanian Bengkulu menambahkan, bahwa sesuai data dari sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya tercatat 2018 ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Bengkulu sebanyak Rp162,65 miliar. Sedangkan hingga Juni 2019, nilai ekspor komoditas pertanian mencapai Rp117,45 miliar. Adapun komoditas unggulan di antaranya karet lempengan, kayu karet dan sengon, cangkang sawit, kulit kayu manis dan kopi. Sementara negara mitra dagang yang menjadi tujuan ekspor di antaranya Amerika Serikat, Tiongkok, India, Kanada, Afrika, Thailand, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Swiss dan Jepang.

Menurutnya, sarang walet menjadi potensial karena harganya mencapai Rp25 juta per kg, sedangkan tujuan Tiongkok harganya naik hingga Rp40 juta per kg. Dari data yang ada pada 2018 ekspor sarang walet Indonesia ke Tiongkok secara keseluruhan nilainya mencapai Rp40,6 triliun.

Dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik  pada 24 Juni 2019, disebutkan pertumbuhan ekspor komoditas pertanian yang positif dengan pertumbuhan 25,19% dibandingkan tahun lalu ( year on year), atau senilai US$0,32 miliar. BPS mencatat, kenaikan nilai ekspor pertanian ini menjadi salah satu variabel penting yang menyebabkan kenaikan ekspor nasional Mei 2019 yaitu sebesar US$14,74 miliar atau naik 12,42% secara bulanan ( month on month). Hal tersebutlah yang mengakibatkan neraca perdagangan nasional surplus sebesar US$207,6 juta.

Yuliswani selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bengkulu yang juga hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi inisiasi dan program Kementan yang mendorong produk lokal nusantara agar dapat tembus ke pasar manca negara. Ia berkomitmen akan terus mendukung dengan melakukan kerja sama lewat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkungannya.

baca juga:Pasar Diprediksi Bereaksi Positif

Jamil menjelaskan bahwa melalui dua program di atas, diharapkan peningkatan ekspor komoditas pertanian dapat makin bertumbuh. Menurutnya ada 5 strategi yang bisa dilakukan melalui program persebut. Pertama adalah menambah jumlah eksportir baru terutama kalangan millenial. Kedua adalah melakukan diversifikasi produk ekspor. Jamil menyarankan agar produk yang diekspor minimal produk setengah jadi. Strategi yang ketiga adalah dengan meningkatkan frekuensi jumlah ekspor. Adapun keempat adalah dengan membuka akses pasar baru komoditas pertanian di manca negara.

"Kelima adalah melakukan terobosan dan inovasi layanan perkarantinaan guna mempercepat proses bisnis eksportasi komoditas pertanian," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu Jamil juga menyerahkan secara simbolis aplikasi Indonesia Map of Agricultural Commodities Exports (I-MACE). (RO-OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya