Di 2018 Maskapai Babak Belur

Andhika Prasetyo
11/6/2019 04:40
Di 2018 Maskapai Babak Belur
Pesawat komersial berada di apron Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak(MI/SUMARYANTO BRONTO)

DIREKTUR Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti mengatakan hampir seluruh maskapai penerbangan merugi sepanjang 2018 lalu. Akibatnya, perusahaan-perusahaan tersebut tak mampu membayar jasa kebandarudaraan.

“Kalau dari laporan keuangan, terakhir 2018, banyak yang rugi. Enggak ada yang untung,” kata Polana di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (10/6).

Bahkan, lanjut Polana, maskapai Air Asia menelan kerugian hampir Rp1 triliun. Dengan melihat kondisi tersebut, ia mengatakan pihaknya tengah membuat analisis mendalam hingga beberapa waktu ke depan.

“Kami sedang analisis, kira-kira apa yang mereka alami. Ini bisa terjadi karena memang tidak ada subsidi sama sekali,” ujarnya.

Ia juga mencontohkan kondisi keuangan di Lion Air yang membuat maskapai itu sampai mengajukan permohon-an penundaan pembayaran jasa kebandarudaraan untuk kuartal pertama 2019 ke PT Angkasa Pura I selaku pengelola bandara.

Di kesempatan berbeda, Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Prihantoro mengakui pihaknya telah meminta pe-nangguhan pembayaran jasa kebandarudaraan kepada PT Angkasa Pura I. “Lion Air Group sudah menyampaikan hal tersebut secara tertulis dan resmi melalui surat kepada pengelola bandar udara.”

Penumpang menurun
Di kesempatan berbeda, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan jumlah penumpang domestik angkutan udara pada April 2019 anjlok sebesar 28,48% (year on year/yoy). Begitu pula jika dibandingkan secara month to month (mtm), jumlah penumpang angkutan udara turun sebesar 6,26%.

“Yang terjadi, di satu sisi ada kenaikan harga tiket, di sisi lain transportasi darat juga semakin bagus. Konsumen jadi punya pilihan untuk menggunakan moda transportasi,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Senin (10/6).

Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada April 2019 sebanyak 5,7 juta orang atau turun 6,26% ketimbang bulan sebelumnya. Penurunan jumlah penumpang terjadi di seluruh bandara utama yang meliputi Bandara Hasanuddin (Makassar) sebesar 10,43%, Soekarno-Hatta (Banten) 8,78%, Juanda (Surabaya) 7,82%, Kualanamu (Medan) 3,41%, dan Ngurah Rai (Denpasar) 1,54%.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pun angkat bicara soal itu.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pemerintah akan mengevaluasi penurunan tarif batas atas tiket pesawat yang dinilai belum bisa menggenjot minat masyarakat. Sebelumnya pemerintah memutuskan penurunan harga tiket pesawat sebesar 12% hingga 16%.

“Penurunan tarif batas atas itu akan kita evaluasi lagi setelah Lebaran ini. Apakah penurunan tarif itu betul-betul bisa menurunkan tarif tiket pesawat atau perlu upaya lain?” kata Susiwijono, kemarin. (Nur/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya