Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
HINGGA pukul 11.08 WIB, dilansir dari Bloomberg, rupiah menguat menuju level 14.183 per dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan tersebut yakni sebesar 0,26 % dibanding pada penutupan perdagangan Selasa (2/4) lalu yang berada di level 14.220 per dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan penguatan rupiah ditopang tren pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama pada perdagangan AS semalam.
"Pelemahan dolar AS dipengaruhi rilis data ekonomi AS yakni ADP employment yang tercatat 129.000 pada Maret, lebih rendah dari perkiraan yakni 175.000 dan lebih rendah dari rilis data bulan sebelumnya yang tercatat 197.000," kata Josua, Kamis (4/4).
Baca juga: Lelang Sukuk, Pemerintah Serap Rp8,03 Triliun
Selain itu, penguatan rupiah dan beberapa mata uang Asia juga ditopang optimisme pelaku pasar terhadap perjanjian dagang antara AS dan Tiongkok setelah penasehat Gedung Putih Larry Kudlow menyatakan terdapat progres positif dari pembicaraan tingkat tinggi dengan pemerintah Tiongkok.
Namun, Josua mengungkapkan penguatan rupiah hari ini tertahan oleh tren kenaikan harga minyak dunia.
"Seperti WTI yang saat ini diperdagangkan di level US$62,35 per barel dan Brent yang berada di level US$69,28 per barel didorong oleh langkah OPEC untuk tetap mengurangi produksi minyak global," katanya.
Dirinya memproyeksikan, penguatan rupiah akan berada di rentang 14.175-14.185 per dollar AS hingga penutupan perdagangan hari ini. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved