Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Trans Sumatera Harus Diimbangi Ketersediaan Kapal di Pelabuhan

Andhika Prasetyo
08/3/2019 21:07
Trans Sumatera Harus Diimbangi Ketersediaan Kapal di Pelabuhan
(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

RUAS tol terpanjang di Indonesia, Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 kilometer (km), pada Jumat (8/3), resmi dibuka untuk umum dan sudah bisa digunakan masyarakat.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita pun menyambut gembira rampungnya salah satu puzzle dari Tol Trans Sumatra tersebut.

Kondisi jalan di Sumatra, sebut Zaldy, sangatlah berbeda dengan di Jawa. Jalur Lintas Sumatera dikenal sebagai jalur yang rawan akan tindak kejahatan.

Maka dari itu, munculnya Trans Sumatra sebagai satu alternatif menjadi sangat penting bagi para pelaku usaha logistik.

Baca juga : Tol Transukatera Penting untuk Geoekonomi

"Kalau di Jawa, jalur Pantura aman sehingga angkutan logistik tetap bisa mengandalkan jalur itu. Tapi kalau di Sumatra, jalur nontol nya rawan kejahatan jadi tol itu akan sangat membantu," ujar Zaldy kepada Media Indonesia, Jumat (8/3).

Ia pun meyakini arus barang dari berbagai daerah sentra produksi terutama hasil perkebunan, di selatan Sumatra akan semakin lancar dan cepat menuju Pelabuhan Panjang atau Bakauheni.

Hanya saja, satu hal yang harus diperhatikan pemerintah adalah terkait ketersediaan kapal roro di pelabuhan. Jika arus barang semakin cepat, jumlah kapal pengangkut juga harus disesuaikan.

Jangan sampai, barang sampai ke pelabuhan dengan cepat, tetapi di sana tertahan lama karena menunggu antrean kapal.

"Jangan sampai terjadi bottle neck. Kalap roro harus ditambah untuk mengangkut barang di Selat Sunda," tandasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya