Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PERUSAHAAN Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau yang lebih dikenal AirNav Indonesia menyatakan akan meningkatkan kualitas layanan navigasi penerbangan di Indonesia. Hal itu dilakukan sebagai upaya percepatan merangkai konektivitas nusantara melalui transportasi udara.
Baca juga: RUPTL Cerminkan Komitmen Bauran Energi
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan selama enam tahun terakhir, AirNav dari tahun ke tahun terus tingkatkan anggaran. Dengan begitu, diharapkan tercipta layanan yang baik bagi insan penerbangan di Indonesia.
“Pada tahun ini kami mengalokasikan anggaran investasi senilai Rp2,6 triliun. Ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu senilai Rp1,9 triliun," kata Novie di konferensi pers AirNav Indonesia di Basko Hotel, Padang, Rabu (20/2).
Dari nilai investasi tersebut, Novie menyatakan akan terdapat 290 program peningkatan layanan navigasi penerbangan di seluruh Cabang AirNav Indonesia baik di bandara-bandara besar maupun perintis.
Lebih rinci, Novie menjelaskan investasi tersebut ditujukan untuk modernisasi peralatan CNS-A (Communication, Navigation, Surveillance dan Automation) dan peningkatan kualitas personel layanan navigasi penerbangan.
Adapun, anggaran yang dialokasikan untuk peralatan communication adalah sebesar Rp260,4 miliar (10%), navigation Rp113,5 miliar (4%), surveillance Rp222 miliar (9%), automation Rp1,1 triliun (44%), mechanical & electrical Rp71,4 miliar (3%) serta building & supporting Rp779,7 miliar (30%). "Investasi 40% pada aspek automasi penting, karena kita memang harus dibantu peralatan yang canggih," kata Novie.
Selain itu, Novie menambahkan, untuk mengantisipasi pertumbuhan lalu lintas penerbangan, kualitas layanan navigasi penerbangan akan ditingkatkan. Ia mengaku peningkatan tidak hanya di bandara-bandara besar, melainkan juga bandara yang lebih kecil hingga bandara-bandara perintis.
Baca juga: Transaksi E-Commerce di Indonesia Masih Perlu Ditingkatkan
Novie menjelaskan di Papua misalnya, tahun ini AirNav meluncurkan 45 program senilai Rp245,5 miliar. Hal ini meningkat dibandingkan tahun 2018 lalu senilai Rp156 miliar. "Di Papua itu lebih banyak investasi peralatan yang tidak keliatan. Jadi, bentuknya software, peralatan komunikasi, receiver satelit, dan radar," kata Novie.
Novie mengharapkan seluruh program investasi dapat meningkatkan layanan navigasi penerbangan secara merata di seluruh ruang udara Indonesia. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved