Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DEBAT kandidat presiden yang kedua pada Minggu (17/2) setidaknya memperlihatkan pemahaman yang sama dari dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, di bidang energi. Keduanya disebut memiliki komitmen sama untuk migrasi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
Akan tetapi, pengamat ekonomi energi dari UGM Fahmy Radhi menilai visi pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin masih lebih unggul dari Prabowo-Sandiaga Uno. Menurutnya, pasangan nomor urut 01 itu sudah menerapkan pengembangan bauran EBT hingga mencapai 50% sesuai target ditetapkan dalam RUEN pada 2025. Sedangkan pasangan nomor urut 02 masih sebatas normatif.
Demikian juga dalam komitmen penurunan harga BBM dan tarif listrik, Fahmy melihat Prabowo masih berkutat sebatas retorika tanpa melampirkan pertimbangan faktor eksternal pembentuk harga dan tarif seperti harga minyak dunia dan kurs rupiah.
"Adapun pasangan 01 memang tidak secara eksplisit menjanjikan, tetapi sudah melakukan pekan lalu dengan menurunkan harga BBM, juga pekan ini menurunkan tarif listrik pelanggan 900 watt," terangnya dalam keterangan tertulis, Selasa (19/2).
Fahmy menjelaskan, dua variabel utama pembentukan harga BBM ialah harga minyak dunia dan fluktuasi rupiah yang tidak dapat dikontrol pemerintah. Dalam kondisi tersebut keputusan penurunan harga BBM bukan pertimbangan politik untuk mendongkrak elektabilitas, melainkan lebih memenuhi harga keseimbangan.
"Sebagai contoh, pemerintah memutuskan menurunkan harga BBM pekan lalu karena harga minyak dunia turun dari U$80/barel menjadi U$50/barel dan rupiah cenderung menguat hingga mencapai level Rp13.000-an per dolar AS," cetusnya.
Berikutnya terkait pengembangan EBT, Prabowo menyebut akan memberdayakan etanol dan jarak untuk hasilkan bioful. Itu, kata Fahmy, belum ada teknologinya sehingga agak sulit dicapai.
Sebaliknya, Jokowi mengatakan sudah mengembangkan EBT dengan menggunakan berbagai resources yang tersedia berlimpah yakni tenaga surya, bayu, panas bumi, termasuk sawit untuk B20 hingga B100.
Secara keseluruhan debat, Fahmy menilai pasangan 01 memenangkan hampir semua sesi. Adapun 02 hanya memenangkan satu sesi, yakni kejujuran dalam mengakui keberhasilan capaian pemerintahan Jokowi, dan pengakuan kepemilikan lahan ratusan ribu hektare di Kalimantan Timur dan Aceh.
"Pengakuan kepemilikan lahan itu, di satu sisi Prabowo memang jujur dan sportif, tapi di sisi lain jadi blunder dan kontradiktif. Ia selalu menjajakan pemihakan kepada rakyat termasuk retribusi tanah. Tetapi ternyata punya tanah ratusan ribu hektare yang tidak pernah dibagi-bagikan," tutup Fahmy. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved