Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah melakukan assessment terhadap 10 pemerintah daerah (pemda) yang dianggap dapat menerbitkan obligasi daerah.
“Dari pre-assessment, kami menghasilkan 10 pemda prioritas, berdasarkan kapasitas parameter keuangan dan produktivitasnya,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen di Jakarta, kemarin.
Hoesen menyampaikan untuk penerbitan obligasi memang membutuhkan banyak persetujuan pemangku kepentingan dalam hal memantau pembayaran bunga, pemegang obligasi, dan menjelaskan proyek proyek yang butuh dibiayai. Saat ini, hal yang membuat lama antara lain keputusan dari daerah dan DPRD.
“Kami harus berbicara dengan DPRD, menilai rating daerah, proyek yang dibiayai. Maka kami prioritas 10 pertama dulu. Saya tidak mau memberi pressure juga ke pemda. Kami ingin berhubungan baik,” ujarnya.
Namun, ia menyatakan memang ada peng ukuran di luar kuantitatif, apakah se buah daerah disokong oleh pemdanya ke mudian membangun pendanaan umum (public fund). “Kami menilai, salah satu daerah yang layak menerbitkan obligasi daerah, yaitu Jawa Tengah,” tutur dia.
Menurut dia, dengan obligasi daerah itu, nantinya dalam membangun kapasitas pemda bukan hanya memahami utang dari pemerintah, melainkan kini memahami utang dari pihak investor swasta.
Pada kesempatan itu, Hoesen juga ingin mendorong investor institusional terutama asing untuk lebih masuk pada pembiayaan close end fund atau pendanaan yang sifatnya tertutup sehingga pasar modal lebih stabil dan memiliki daya tahan.
Pasalnya, semakin banyak supply dari IPO (penawaran saham perdana) dan surat utang yang didominasi asing, pada satu titik bila terjadi isu di pasar, asing bisa keluar kapan saja dan market menjadi tertekan. “Ini yang kami coba hindari dengan memperbanyak domestik ritel investor.”
Di sisi lain, dia juga mendorong asing dan institusional lebih banyak diharapkan masuk pada produk terkait dengan kontrak
investasi kolektif (KIK) khususnya close end. Dalam pendanaan close end, jelas dia, tenor yang diberikan umumnya panjang sehingga diharapkan investor tidak bisa seenaknya keluar. “Jadi diharapkan, market-nya lebih stabil,” tutup Hoesen.(Try/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved