Meski pertumbuhan komoditas diprediksi masih akan melambat di 2016 mendatang, emas dinilai masih menjadi komoditas favorit dan memiliki prospek bagus di tahun depan, disusul kemudian kopi dan olein.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur PT Bursa Berjangka Jakarta (JFX) Donny Raymond kepada media saat ditemui dalam acara paparan kinerja perusahaan, di Jakarta, Selasa (22/12).
Lebih lanjut, Donny mengatakan, masih bagusnya prospek emas di tahun depan disebabkan karena komoditas tersebut sudah lebih dulu dikenal di seluruh lapisan masyarakat, sehingga lebih lancar dalam bertransaksinya karena pemahamannya lebih mudah.
"Emas itu produk utama, semua orang tahu, transaksi perdangangan baik multilateral maupun bilateral ramai karena emas, terutama di transaksi bilateral, begitu pula dengan kopi dan olein. Sehingga, wajar kalau menjadi komoditas unggulan," terang Donny.
Donny mengakui memang ketiga komoditas itu memiliki prospek baik di tahun depan. Namun dia menegaskan pihaknya tetap akan berusaha untuk mendorong semua komoditas di Indonesia, baik yang sudah diperdagangkan maupun yang belum, agar juga terus bertumbuh baik. Termasuk dengan melihat peluang-peluang berkembangnya produk komoditas baru.
Dia mengatakan di 2016 mendatang, perusahaan akan meluncurkan produk komoditas baru yang dapat diperdagangkan di PT JFX. Pada Januari 2016 mendatang akan diluncurkan pasar fisik untuk teh, disusul kemudian pada semester II 2016 adalah pasar fisik untuk komoditas kopra dan rumput laut.
"Kami wait and see dulu, maka baru launching tahun depan. Kami ingin fokus pada likuiditas market dan produk unggulan, sehingga kontrak berjangka baru akan dibatasi kehadirannya, namun pasar fisik terorganisir akan terus dikembangkan," ujar Donny. Volume Transaksi diprediksi meningkat
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT JFX Paulus Lumintang mengatakan volume transaksi kontrak sampai akhir tahun diprediksi mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Transaksi kontrak dibagi dalam dua jenis, yaitu kontrak multilateral dan kontrak bilateral.
Untuk volume transaksi kontrak multilateral, ujar Paulus, pihaknya memprediksi sampai akhir tahun akan mencapai 700 ribu lot, sebab, sampai 15 Desember 2015 telah tercatat lebih dari 652 ribu lot. "Volume ini mengalami kenaikan dari target semula yang diharapkan tercatat di 600 ribu lot, atau naik 69,8% dari 412,19 ribu lot pada 2014," tuturnya.
"Komoditas yang banyak diperdagangkan pada kontrak multilateral yaitu emas, kopi, dan kakao, yang sampai 15 Desember 2015 tercatat sebesar 204,14 ribu lot, 294,65 ribu lot, dan 69 ribu lot."
Sedangkan untuk kontrak bilateral, diperkirakan akan naik 9,7% dari 3,33 juta lot per Desember 2014, menjadi kurang lebih 3,65 juta lot sampai akhir Desember 2015. Sampai 15 Desember 2015, sudah tercatat volume transaksi kontrak sudah mencapai 3,56 juta lot.
"Sehingga, total transaksi baik dari bilateral maupun multilateral, kami prediksikan mencapai 4,2 juta lot, atau naik 19,15% dibanding 3,5 juta lot di 2014," terang Paulus.
Untuk 2016, dia mengaku, perusahaan telah memberi target cukup ambisius namun tetap optimistis. Pihaknya menargetkan terjadi kenaikan transaksi multilateral sebesar 250% dari 600 ribu lot di 2015 menjadi 1,5 juta lot, dan transaksi bilateral yang ditargetkan tumbuh 120% atau naik menjadi 4,38 juta lot dari 3,655 juta lot pada 2015.
"Strateginya dengan melakukan revitalisasi dan fokus pada produk yang diminati oleh pelaku usaha," pungkas Paulus.(Q-1)