Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
MULAI adanya aksi ambil untung membuat harapan akan adanya penguatan lanjutan indeks harga saham gabungan (IHSG) terhenti sehingga cenderung bergerak dalam teritori negatif.
Pelaku pasar memanfaatkan penguatan sebelumnya untuk kembali melakukan profit taking. Terbatasnya saham-saham berkapitalisasi besar yang menguat dan lebih banyak didominasi saham-saham mid-cap dan lower-cap membuat IHSG harus puas berada di zona merah.
"Di sisi lain, mulai terbatas dan variatifnya laju bursa saham Asia yang diikuti mulai menguatnya laju dolar turut menahan penguatan IHSG," ujar Reza Priyambada dari CSA Research Institute, Rabu (9/1).
Tidak hanya itu, pelaku pasar juga menantikan hasil pertemuan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok untuk mengetahui perkembangan perang dagang yang terjadi.
"Padahal dari dalam negeri masih terdapat sentimen positif lainnya, antara lain hasil lelang SBN Syariah yang lebih tinggi dari lelang sebelumnya, aksi beli investor asing yang masih terjadi, dan rencana BI untuk melakukan akselerasi pendalaman pasar keuangan dengan tujuan memperkuat rupiah dan lainnya,"
Baca juga: Menkeu Kaji Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Badan
Akan tetapi, berbagai sentimen tersebut belum mampu mengimbangi aksi ambil untung mayoritas pelaku pasar.
Transaksi asing tercatat aksi beli bersih senilai Rp429,83 miliar atau meningkat 7,73% dibandingkan sehari sebelumnya.
"Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 6228-6240 dan resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 6278-6288. Terdapat gambaran akan pembalikan tren dari IHSG yang mulai bergerak turun," kata Reza
Kondisi ini tentunya terimbas dari masih adanya aksi ambil untung dan pergerakan rupiah yang mulai melemah. Diharapkan kondisi pelemahan tidak terlalu dalam dimana aksi jual tidak dilakukan secara masif.
Rupiah Berbalik Lemah
Padahal dari dalam negeri masih cukup positif untuk membantu rupiah untuk dapat melanjutkan kenaikannya. Akan tetapi, sentimen tersebut terimbangi dengan kondisi di Benua Eropa dimana data-data yang dirilis cenderung mengalami penurunan.
Bahkan diperparah dengan adanya penilaian akan resesinya ekonomi Zona Eropa. Kondisi tersebut membuat laju Euro melemah. Dengan pelemahan tersebut maka memberikan kesempatan pada dolar AS untuk berbalik menguat sehingga berimbas negatif pada rupiah.
"Di perkirakan rupiah akan bergerak di kisaran 14.132-14.150," ujar Reza.
Pergerakan rupiah yang cenderung dapat kembali melemah. Apalagi, jika dilihat pergerakan Euro kembali melemah sehingga memungkinkan dolar AS kembali menguat.
"Di sisi lain, penguatan rupiah yang telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir juga perlu diwaspadai adanya potensi pembalikan arah," tutup Reza. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved