Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PERKEMBANGAN teknologi berperan besar menggerakkan roda perekonomian dunia saat ini. Untuk mengimbanginya perlu ke-siapan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, pemerintah Indonesia pun berkomitmen untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, kata dia, kerja sama atau sinergi dengan dunia usaha mutlak diperlukan.
Menurut dia, pemerintah kini mulai berkonsentrasi pada pembenahan menyeluruh dalam sektor pendidikan dan pelatihan vokasi guna menyiapkan SDM berkualitas.
“Akan ada reformasi besar-besaran kurikulum, pengajar, dan peralatan di SMK (sekolah menengah kejuruan) yang didukung keterlibatan industri dalam bentuk magang. Ini termasuk di level politeknik dan balai latihan kerja,” ujar Darmin pada Seminar Outlook Perekonomian 2019 di Jakarta, Selasa (8/1).
Pemerintah, kata dia, juga akan menyesuaikan kurikulum dan sistem pelatihan dengan kebutuhan dunia usaha sehingga para lulusan pelatihan akan dapat langsung terserap dengan baik.
Dengan tersedianya banyak SDM berkualitas, Darmin meyakini investasi akan lebih cepat masuk. “Dengan dukungan teknologi yang mumpuni, industri di Tanah Air akan mampu menciptakan produk-produk yang baik, yang mampu bersaing dengan barang-barang luar negeri.”
Pendapat senada dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Kalla, dengan memiliki SDM yang berkualitas diharapkan akan tercipta produk yang memiliki nilai tambah yang mu-aranya bisa mendongkrak ekspor.
“Pemerintah lebih menekankan pada peningkatan SDM. Dengan itu kita dapat mengekspor sumber daya alam (SDA) kita yang punya nilai tambah lebih,” ujarnya di acara yang sama.
Ia mengakui tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini ialah meningkatkan daya saing, terutama dalam ekspor. Dalam persaingan, sambungnya, ada tiga komponen yang penting yang harus dimiliki.
“Bisakah kita produksi yang lebih baik, yang lebih cepat, dan lebih murah. Baru kita bisa memenangi persaingan itu. Kita mengetahui yang bisa dibilang memenuhi syarat itu ialah China (Tiongkok). Kalau kita masuk ke toko, semuanya itu pasti made in China,” tuturnya.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengakui pemerintah pada tahun ini berkonsentrasi pada peningkatan daya saing SDM. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan melatih dan menyertifikasi 1 juta angkatan kerja. Secara rinci, Kemenaker menargetkan untuk memberikan pelatihan dan pemagangan kepada 527 ribu peserta sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut melonjak dari target tahun sebelumnya yang hanya 240 ribu peserta.
Sertifikasi juga akan dibe-rikan kepada 527 ribu orang, tumbuh pesat dari 260.084 sertifikasi profesi di 2018.
“Kami akan terus laksa-nakan program pelatihan, sertifikasi agar Indonesia memiliki SDM berkualitas yang jumlahnya memadai dan merata persebarannya,” ujar Hanif.
Saat ini, Kemenaker memiliki Program Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) sebagai modal untuk meningkatkan mutu tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri. Beberapa kejuruan yang disediakan dalam PBK ialah teknologi informasi dan komunikasi, teknik elektronika, refri-geration, dan pariwisata. PBK tersebut akan diterapkan di seluruh balai latihan kerja di Tanah Air. (Nur/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved