Pondok pesantren merupakan produk asli Indonesia. Perjalanan bangsa Indonesia tidak terlepas dari dinamika peran kaum santri, baik sejak masa perjuangan meraih Kemerdekaan RI hingga masa kemerdekaan.
Sebagai lembaga pendidikan, pesantren memiliki ciri khas tersendiri, karena karena memadukan aspek pendidikan, keagamaan, dan sosial.
Kementerian Agama (Kemenag) RI mencatat terdapat lebih dari 27.230 pondok pesantren (Ponpes) tersebar di seluruh wilayah Tanah Air dengan jumlah santri lebih dari 3,7 juta. Alumni pondok pesantren pun telah memasuki semua sektor kehidupan masyarakat, baik di sektor formal maupun informal, termasuk dunia usaha.
PT Bank Syariah Mandiri (BSM) memandang kaum santri sebagai mitra strategis dalam pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air. Sebagai bank syariah terkemuka, BSM terus berupaya membangun sinergi dengan potensi ekonomi kaum santri, antara lain dengan menggandeng Rumah Enterprener Indonesia (REI) dalam program BSM Santripreneur Award.
BSM Santripreneur Award (BSA) adalah ajang pemilihan para santri pengusaha, yang mencakup 3 kategori bidang usaha, yakni Wirausaha Industri & Jasa; Wirausaha Boga dan Wirausaha Kreatif.
BSM Santripreneur Award ditujukan untuk memberikan inspirasi dan penghargaan kepada para santripreneur (santri pengusaha) agar mereka semakin termotivasi untuk meningkatkan semangat, kreativitas, dan jiwa kewirausahaan dalam perannya membangun ekonomi bangsa, dengan tetap menjaga akhlak & etika bisnis yang baik.
‘’Bagi kami program ini sangat sejalan dengan misi perusahaan yakni fokus pada segmen ritel dan mengembangkan kepedulian pada pendidikan & nasionalisme,’’ kata Direktur BSM Agus Dwi Handaya melalui rilisnya kepada pers, hari ini.
Sebagai bank syariah yang telah lama berkiprah dalam pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi, BSM juga berharap even BSA ini dapat memperluas dukungan kepada para wirausaha muda dari kalangan pesantren dalam mereka memanfaatkan produk dan jasa layanan berbasis syariah untuk mengembangkan bisnis mereka.
Selanjutnya, pria yang akrab disapa dengan panggilan Pak ADH ini mengajak para pengusaha yang berlatarbelakang santri; baik yang sedang mengenyam pendidikan pondok pesantren/santri mukim, para alumni pondok pesantren, dan yang mempunyai hubungan dengan pendidikan dunia pesantren untuk mengikuti ajang BSM Santripreneur Award 2015, dengan mengakses: www.bsmsantripreneuraward.com.
Pembina Rumah Enterprener Indonesia (REI) KH Ahmat Sugeng Utomo atau yang akrab disapa Gus Ut mengatakan bahwa sejak BSA di-launching tanggal 1 Desember 2015, telah mendapat respons positif dari seluruh wilayah di Tanah Air, bahkan luar negeri, antara lain: Australia, Jepang, Libia, dan Korea.
Sampai 6 Desember 2015, event ini telah menuai 2.879 respon positif terhadap BSM Santripreneur Award dan lebih dari 100 kali berkas pendaftaran di-download melalui web BSA.
Gus Ut menambahkan untuk menyaring kualitas peserta, penilaian BSA mencakup beberapa aspek, antara lain: aspek Kewirausahaan dengan bobot (40%), aspek Bisnis (20%), aspek sosial (20%), dan aspek akhlak (20%). Masa pendaftaran berlangsung 1 sd 17 Desember 2015, verifikasi berkas pada 18-19 Desember. Penjurian dan verifikasi lapangan hingga 25 sd 28 Desember 2015 dan pemilihan finalis 29 Desember, serta Awarding dilaksanakan tanggal 31 Desember 2015.
Untuk menjamin kredibilitas penjurian BSM Santripreneur Award ini, Rumah Enterprener Indonesia melibatkan Tim juri BSA dari beragam latar belakang akademisi, pengusaha, perbankan, dan pesantren. (Q-1)