Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PERUSAHAAN farmasi dan alat kesehatan nasional PT Phapros Tbk (PEHA) akan menggenjot ekspor untuk salah satu produk andalannya, Antimo, ke beberapa negara pada tahun depan.
Nigeria dan Myanmar jadi dua negara terdepan sebagai tujuan ekspor anak usaha dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) itu.
“Tahun depan kami akan mengekspor Antimo dan obat lain ke Nigeria dan Myanmar, ekspor ini totalnya 2% dari penjualan,” ujar Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami kepada pers ketika penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (26/12).
Emmy, begitu dia disapa, menyampaikan PT Phapros Tbk saat ini sudah mengekspor produk ke Filipina dan Kamboja. Dengan perluasan ekspor itu, Phapros akan menambah produksinya. Hingga saat ini, produksi obat tablet Phapros lebih dari 3 juta tablet per tahun.
Untuk sekarang ini pendapatan perseroan hingga September 2018 mencapai Rp697 miliar. Jumlah itu meningkat 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Per September 2018, Phapros membukukan laba Rp96 miliar atau tumbuh 33,1%. Hal itu sesuai harapan direksi untuk tumbuh double digit,” kata dia.
Terkait aksi korporasi IPO, Emmy mengatakan keputusan diambil setelah melalui berbagai pertimbangan. Di antaranya agar harga saham perseroan terstandardisasi.
“Phapros adalah perusahaan Tbk ‘non-listed’, sehingga mekanisme jual beli saham selama ini dilakukan di pasar konvensional. Manajemen memutuskan melantai di BEI agar harga saham memiliki standar dan patokan yang jelas. Perusahaan dicatatkan sebagai perusahaan ke-57 pada 2018 yang melantai di pasar modal Indonesia,” jelas dia.
Direktur Utama RNI B Didik Prasetyo menyampaikan sebagai induk usaha Phapros, aksi korporasi itu merupakan bagian dari langkah strategis untuk mengetahui nilai wajar saham.
“Selain itu, ini juga jadi peluang agar ke depannya Phapros dapat membuka akses kepada sumber pendanaan pasar modal yang lebih menguntungkan,” ujarnya.
Kemarin terpantau, perdagangan perdana saham PT Phapros Tbk dengan kode perdagangan PEHA naik menjadi Rp1.200 per saham dari harga awal sebesar Rp1.198 per saham.
Penghiliran tebu
Pada kesempatan sama, Didik menambahkan PT RNI juga sedang menyiapkan salah satu anak usahanya, PT Pabrik Gula Rajawali I, untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di BEI. “Kami sedang minta izin ke Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) untuk IPO PT Pabrik Gula Rajawali I,” ujar Didik seperti dikutip dari Antara.
Saat ini, lanjut dia, manajemen Pabrik Gula Rajawali I sedang melakukan persiapan, salah satunya ialah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek dan profesi penunjang lainnya dalam pelaksanaan IPO. “Jika diizinkan oleh Kementerian BUMN, kami harap IPO dilaksanakan pada semester II 2019,” katanya.
Dia menyatakan dana hasil IPO itu bakal digunakan untuk mengembangkan produk penghiliran tebu, seperti bioetanol dan arang ampas tebu. “Jadi ke depannya akan dikembangkan juga produk turunan lainnya,” kata dia.
Dalam aksi korporasi itu, PG Rawajali I menargetkan mampu meraih dana IPO senilai Rp500 miliar. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved