Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Jiwasraya Pelopori Pembentukan ETF BUMN

Anastasia Arvirianty
01/10/2015 00:00
 Jiwasraya Pelopori Pembentukan ETF BUMN
()
Melihat semakin berkembangnya instrumen investasi reksa dana di pasar modal, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) telah mempelopori pembentukan echange traded fund (ETF) atau reksa dana bursa yang sahamnya berbasis pada 20 saham milik BUMN yang terdaftar di lantai bursa Indonesia, dengan menggandeng PT Indo Premier Investmen Management sebagai pengelola asetnya nanti.

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim kepada media, di sela-sela pencatatan perdana reksa dana ETF BUMN, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Kamis (1/10).

Lebih lanjut, Hendrisman menjelaskan, pencatatan perdana reksa dana yang diberi nama Premier ETF Indonesia State-Owned Companies (Premier ETF Indosoc) ini merupakan upaya yang dilakukan untuk mendukung kemajuan pasar modal Indonesia, sekaligus dapat memajukan perusahaan BUMN, karena dapat menjadi sumber pertumbuhan yang stabil dan tinggi bagi perekonomian Indonesia.

"Dengan kondisi ekonomi seperti sekarang, ini merupakan peluang besar terutama bagi saham-saham BUMN dengan fundamental yang kuat untuk menjadi pendorong pasar untuk bangkit, sehingga dapat memberikan imbal hasil positif dalam jangka menengah panjang," terangnya.

Selain itu, ETF BUMN ini dianggap lebih memudahkan bagi investor untuk berinvestasi ke saham-saham BUMN yang dapat dibeli sekaligus dan dalam jumlah berapapun, dibandingkan dengan membeli saham BUMN secara sendiri-sendiri. "Hanya dengan minimal Rp100 ribu, 20 saham BUMN sudah bisa dimiliki saat itu juga tanpa perlu menunggu penutupan perdagangan," ujar Direktur Utama PT Indo Premier Investment Management John D Item.

Diapun menjelaskan, ETF adalah produk investasi pasar modal yang bentuknya adalah reksa dana namun bisa diperdagangkan di bursa saham. "Jadi, dengan Rp100 ribu, siapapun bisa membeli saham BUMN, namun nantinya saham tersebut dikelola oleh asset management, dalam hal ini adalah Indo Premier."

"Sehingga, investor dapat memperoleh ragam alternatif investasi yang mudah dan murah, dan dapat mempermudah strategi pengelolaan dan pencapaian target imbal hasil portofolio investor," tutur John.

Selain itu, produk reksa dana bursa dengan kode perdagangan XICS ini merupakan produk ETF Ekuitas yang dikelola secara aktif karena manajer investasi memiliki kewenangan untuk menentukan emiten yang dapat masuk dalam portofolio XICS.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida menyambut dengan baik pembentukan ETF BUMN tersebut, dia mengatakan, hal tersebut sangat istimewa karena produk itu merupakan produk perdana berbasis BUMN namun memang sudah menjadi yanh kesembilan dalam produk ETF.

"Kita masih perlu sentimen-sentimen positif untuk membangkitkan perekonomian Indonesia, dan ETF BUMN ini bisa menjadi satu dari sekian banyak upaya yang bisa dilakukan," tambah Nurhaida.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menambahkan, dengan adanya ETF baru di lantai bursa Indonesia, menjadikan BEI telah mengungguli ETF di Malaysia. Dia menegaskan, upaya-upaya untuk meningkatkan nilai transaksi harian akan terus dilakukan agar dapat menjadi setara atau bahkan bisa mengungguli bursa regional.

"Sehingga nantinya Indonesia dapat ikut serta dalam mengintegrasikan pasar modal di Asean, yang merupakan hal penting, apalagi menjelang MEA," tutup Tito. (Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya