Presiden Joko Widodo lagi-lagi mengancam menteri bidang ekonomi saat rapat terbatas di Kantor Presiden. Kali ini Jokowi kecewa dengan hasil terobosan dari kemudahan berinvestasi di Indonesia.
"Kemarin sudah saya sampaikan kalau dari pimpinan kementerian tidak kuat kendalikan bawahnya, eselon 1, eselon 2. Apalagi terbawa arus bawahannya. Sudah lupakan mengenai ini. Kalau tidak punya keberanian lakukan terbosan ini, sudah lupakan," cetus Jokowi saat memulai ratas di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (29/9).
Jokowi mengungkapkan, dirinya sudah berulang kali mengingatkan menteri ekonomi untuk terus melalukan terobosan perizinan investasi. Mulai dari prosedur waktu perizinan, pembebasan lahan, pasokan listrik, kepastian sistem pengupahan dan ketenagakerjaan. Terlebih, lanjut Jokowi, paket kebijakan deregulasi investasi juga sudah dikeluarkan demi mendorong kemudahan investasi.
"Pada rapat kemarin saya minta agar menteri perekonomian buat langkah terobosan cepat dalam selesaikan kendala investasi terutama perizinan investasi. Kita lihat di lapangan itu masih banyak kendala," tutur dia.
Jokowi juga membandingkan prosedur perizinan investasi antara Indonesia, Singapura dan Malaysia. Ia merasa malu, Indonesia menduduki rangking ke-6 lantaran memiliki prosedur yang panjang dan berbelit. Sementara, Singapura dan Malaysia berada di peringkat 3 dan 4.
"Waktu yang dibutuhkan di Indonesia mulai usaha masih 52,5 hari. Bandingkan Singapura 2,5 hari, Malaysia 5,5 hari. Coba dicatat, malu kita. Betul-betul haruss punya langkah kongkret yang dampaknya bisa dirasakan langsung dunia usaha," pungkas dia. (Q-1)