Konsistensi terhadap Inovasi Antar Kenko Sabet 10 Top Brand

PRODUSEN peralatan tulis kantor dan perlengkapan sekolah (stationery) PT Kenko Sinar Indonesia (Kenko) berhasil meraih penghargaan bergengsi 10 Top Brand.

Penghargaan itu diraih Kenko untuk kategori tipex, paper cutter (pemotong kertas), paper glue (lem kertas), perforator (pembolong kertas), paper clip, pencil sharpener (rautan pensil), stapler (hekter), date stamp (stempel tanggal), file binder, dan tape (lakban).

"Penghargaan ini sesuai dengan tagline kami yakni ‘Terkenal dan Terpercaya’. Maksud terkenal di sini adalah reward dari masyarakat Indonesia, khususnya pengguna produk Kenko yang setia, sedangkan terpercaya ialah tugas dan kewajiban kami menjaga kepercayaan yang diberikan dengan menyediakan produk-produk berkualitas dengan harga terjangkau,” ungkap Presiden Direktur Kenko, Suwandi B, melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (8/11).

Ia menjelaskan, produk Kenko saat ini dipasarkan hampir di seluruh daerah di Indonesia melalui kerja sama dengan agen-agen setempat.

“Kami menjalankan strategi marketing mix yaitu menghadirkan produk berkualitas dengan harga yang tepat, didistribusikan pada lokasi dan waktu yang tepat pula. Juga didukung aktivitas branding seperti iklan billboard dan video ad di bioskop-bioskop,” tutur dia.

Dengan prestasi Top Brand yang juga pernah diraih Kenko pada 2017, Suwandi mengatakan Kenko akan tetap menjaga konsistensi dan mengembangkan produk-produk dengan inovasi terbaru.

"Kami juga membuat divisi baru yang terfokus khusus di digital sales and marketing," ucap dia.

Ia menambahkan selain kualitas yang tinggi serta harga tepat, dengan jaringan distribusi yang luas sebagai faktor mendukung, Kenko selalu menargetkan penjualan tumbuh 15% setiap tahun.

Dari sisi penjualan terbesar, menurut Suwandi, masih berada di daerah DKI Jakarta dengan komposisi 20%. Adapun saat ini Kenko memiliki pabrik di Jakarta yang memproduksi cairan koreksi, produk percetakan seperti binder note, loose leaf, buku nota, buku tamu dan sebagainya.

Dalam menyikapi 2018 yang merupakan tahun politik dan melemahnya rupiah, Suwandi mengakui penurunan nilai tukar rupiah berdampak langsung terhadap biaya perusahaan.

“Kendati begitu, kami atasi dengan renegosiasi dengan para supplier bahan baku dan barang jadi karena mata uang negara asal juga mengalami penurunan. Kami berharap pada 2019 situasi dan kondisi tetap kondusif dan nilai tukar kembali stabil, dan tentunya penjualan kami mampu naik signifikan,” tutup dia. (RO/OL-1)