Saat perlambatan ekonomi melanda Indonesia, kita membutuhkan lebih banyak perusahaan nasional untuk mengekspor produk. Pasalnya, dengan tingkat ekspor yang membesar di tengah penguatan dolar Amerika Serikat terhadap rupiah mampu mendongkrak transaksi perdagangan. Semakin besar surplus transaksi perdagangan, perekonomian menguat dan berjalan dengan stabil.
Salah satu perusahaan nasional yang segera memperluas jaringan ekspor ialah Sinar Joyoboyo Plastik. Menurut Marketing Communication Head Sinar Joyoboyo Plastik Abel Widiarto, pihaknya segera mengirim produknya berupa kantong plastik ke Jepang. Sayangnya, Abel tidak mau membuka target waktu realisasi ekspor tersebut. Yang pasti saat ini perusahaan tengah menyusun kesepahaman kontrak terkait.
Saat ini, Sinar Joyoboyo Plastik telah mengekspor produknya ke Afrika. Sisanya diarahkan untuk domestik. Pasarnya terutama hotel, para pedagang, dan rumah tangga yang memiliki kesadaran terhadap pentingnya plastik ramah lingkungan. "Penjualan kami selalu meningkat setiap tahun minimal 20 persen," ujar Abel di Jakarta, Kamis (24/9). Dengan pabrik yang beroperasi di Magelang, Jawa Tengah, Abel mengklaim perusahaannya masuk dalam lima terbesar produsen plastik di Indonesia.
Sebagai komitmen untuk menjaga lingkungan dan memberikan rasa nyaman bagi konsumen, baru-baru ini perusahaan meluncurkan kantong plastik Idola+. Kantong plastik ini telah bersertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia dan aman dari bahan kimia berbahaya. Abel memaparkan cara 3D dalam mendeteksi plastik ramah lingkungan. Pertama, diraba permukaan kantong plastik. Bila permukaan kasar, dipastikan kantong plastik dibuat dari daur ulang yang tidak ramah lingkungan.
Kedua, dicium. Kantong plastik yang terbuat dari biji plastik tidak akan berbau. Ini berbeda dengan bau kantong plastik daur ulang yang memiliki bau menyengat. Ketiga, diterawang. Kantong plastik daur ulang biasanya terlihat bintik-bintik. Abel mengingatkan bahwa biasanya untuk menyiasati penampakan bintik ini produsen sengaja membuat kantong plastik warna hitam. Meskipun tidak semua kantong plastik hitam dibuat dari daur ulang, tapi hal ini mesti diwaspadai.
Karena kualitas tersebut, tidak heran setiap tahun Masjid Istiqlal mempercayakan kantong plastik untuk membungkus daging kurban kepada Sinar Joyoboyo Plastik. Begitu pun Idul Adha tahun ini, sekitar 30 ribu kantong plastik Idola+ digunakan Masjid Istiqlal. Selain Istiqlal, 500 ribu kantong plastik Idola+ memenuhi kebutuhan kurban di 600 masjid se-Pulau Jawa.
Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Drs H Mubarok Msi menyikapi positif atas suksesnya penyelenggaraan ibadah kurban tahun lalu. “Prosesnya menjadi lebih profesional. Daging yang kami bagikan jadi lebih bersih, karena dibungkus kantong plastik yang aman untuk makanan, sehingga daging tidak terkontaminasi zat kimia yang berbahaya dan darah daging kurban tidak bercecaran kemana-mana," kata Mubarok.
Program kampanye edukasi bertema Kenali plastikmu dengan cara 3D (diraba, dicium, dan diterawang) terkait Idul Adha juga digelar secara serentak di tiga masjid besar lain yakni Masjid Agung Bandung, Masjid Sholahudin Yogyakarta, dan Masjid Jami Malang. "Berkampanye langsung dan hadir di tengah masyarakat merupakan siasat kami untuk mendukung arahan pemerintah terkait penggunaan plastik yang aman untuk daging kurban dan lingkungan sekitar," tandas Hengky Sidharta, Chief Executive Officer Sinar Joyoboyo Plastik. (B-3)