Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan nilai investasi migas pada periode 2019 hingga 2026 mencapai US$1,3 miliar.
Investasi tersebut akan ditujukan kegiatan eksplorasi seperti survei, airborne magnetic, airborne gravity, seismik, dan pengeboran.
“Nilai yang cukup besar tersebut berasal dari komitmen kerja pasti dari 13 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS),” ungkap Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi dalam paparannya pada media gathering di Ciloto, Jawa Barat, kemarin.
Menurut Amin, angka investasi eksplorasi migas tersebut menjadi angin segar karena bisa memunculkan harapan akan ditemukan lagi blok migas baru sebagai sumber pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Pasalnya, selama dua dekade terakhir, produksi minyak bumi dalam negeri terus merosot, sedangkan kebutuhan kian bertumbuh. Pada 2002, misalnya, angka produksi dan kebutuhan seimbang di angka 1.200 mbopd.
Namun, pada 2016, angka produksi tercatat hanya berkisar 800 mbopd, sedangkan kebutuhan mencapai 1.600 mbopd. Alhasil, imbuh aimpor menjadi jalan pintas dalam upaya memenuhi kekosongan. Neraca perdagangan pun menjadi defisit akibat impor. “Turunnya kinerja produksi ini tidak terlepas dari minimnya nilai investasi terutama dalam hal eksplorasi selama puluhan tahun terakhir.”
Ia menyampaikan sejak 2010 hingga 2019, SKK Migas mencatatkan nilai investasi di sektor eksplorasi hanya sebesar Rp1,02 triliun atau sekitar US$69 juta.
Adapun sepanjang Januari hingga September tahun ini, realisasi investasi hulu migas tercatat US$7,9 miliar atau lebih besar daripada capaian di periode yang sama tahun sebelumnya US$5,57 miliar.
“Tahun ini ditargetkan investasi hulu migas sebesar US$14,2 miliar. Namun, melihat raihan hingga kini, target diprediksi meleset dengan kemungkinan realisasi hanya 79%,” jelas Amin.
Amin juga berharap agar pemerintah menggencarkan kegiatan eksplorasi migas untuk menyelamatkan diri dari rutinitas impor migas yang sangat tinggi.
Potensi migas
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyatakan Blok Migas Karaeng di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, akan dikaji kembali lebih detail.
Saat meninjau lokasi itu, Selasa (6/11), Arcandra menyampaikan akan dilakukan penambahan data untuk Blok Karaeng melalui joint study.
Menurut dia, rencananya salah satu KKKS migas yang beroperasi di wilayah Sulawesi Selatan akan melakukan joint study untuk lebih mendalami potensi yang ada sekaligus melakukan penambahan data.
“Insya Allah proses administrasi dan lain-lainnya mulai minggu depan. Semoga setelah joint study ada harapan benar adanya potensi dari minyak atau gas,” pungkas Arcandra.
Arcandra juga menegaskan Kementerian ESDM sangat mendukung usaha-usaha agar energi berkeadilan bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia.
Berdasarkan data SKK Migas, dari 89 wilayah kerja (blok) eksploitasi di Indonesia, 19 blok berusia di bawah 19 tahun, 30 wilayah kerja berusia 15-25 tahun, 36 blok berusia di antara 25-50 tahun, dan 4 blok sudah melebihi 50 tahun. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved