Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PEMERINTAH terus berupaya mendorong pemanfaatan lahan suboptimal seperti rawa lebak dan pasang surut untuk mendukung produksi pangan nasional.
Pemanfaatan lahan suboptimal menjadi langkah yang realistis mengingat program cetak sawah baru semakin sulit dilaksanakan lantaran terbatasnya lahan dan mahalnya biaya yang dibutuhkan.
Dosen Universitas Brawijaya Malang Setyono Yudo Tyasmoro mengungkapkan pembukaan lahan baru di lokasi yang basah seperti rawa lebak dan pasang surut sedianya memiliki potensi sama besarnya dengan lahan kering.
"Dengan catatan, pemerintah harus membuat infrastruktur irigasi yang baik sehingga lahan tidak terus terbanjiri dan produktivitas bisa dimaksimalkan," ujar Setyono melalui keterangan resmi, Jumat (19/10).
Selain itu, pemerintah juga harus memerhatikan tingkat keasaman pada tanah di lahan marjinal tersebut.
Secara umum, lahan bukaan baru yang berasal dari lahan suboptimal memiliki tingkat keasaman tanah yang tinggi pada kisaran pH 4,0-5,0. Sedangkan, umumnya, tanaman membutuhkan kondisi tanah dengan keasaman pada pH 6,0-6,5.
"Semakin rendah pH-nya, semakin tinggi tingkat keasaman," tuturnya.
Tingginya tingkat keasaman akan membuat level kesuburan semakin berkurang. Alhasil produktivitas menjadi tidak maksimal. Untuk lahan suboptimal dengan pH tinggi, rata-rata produktivitas hanya berkisar 3 ton hektare (ha).
Untuk menyiasati kendala itu, pemerintah bisa menerapkan teknologi berupa material yang dapat meningkatkan kadar pH dan mendongkrak kesuburan tanah, salah satunya ialah dengan penggunaan dolomit atau pupuk cair.
Penggunaan komponen tersebut, tambahnya, akan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved