Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
INDUSTRI logam dan baja dalam negeri didorong untuk mulai memenuhi kebutuhan di negara sendiri. Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) nilai impor baja telah naik signifikan. Produk impor dinilai lebih baik dari segi harga dan menawarkan spesifikasi nonstandar.
Direktur Industri Logam Kemenperin Doddy Rahadi menjabarkan, total produksi baja kasar dalam negeri kini sebanyak 7,8 juta ton per tahun. Sementara, bila dilihat dari angka kebutuhan akan baja 2016 ialah sebesar 13 juta ton setahun. Artinya, ada selisih Rp5,2 juta ton.
"Kurangnya itu diimpor. Jadi, secara umum untuk industri hilir belum mencukupi karena ada baja impor yang naik signifikan. Kita perlu bersama cari solusi sehingga kebutuhan baja dapat dipenuhi dari dalam negeri," tutur Dodi dalam acara pembukaan Pameran Indometal di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (17/10).
Dodi menambahkan, pihaknya optimistis kebutuhan akan baja dalam negeri akan terpenuhi di tangan anak negeri. Seiring target pertumbuhan industri sebesar 5,4%, masih tersedia banyak ruang untuk mengisi pasar infrastruktur. Tidak hanya infrastruktur, pasar di bidang otomotif, kapal, alat berat dan gas juga membutuhkan baja sebagai bahan utamanya.
Bulan lalu, Indonesia menandatangani Nota Kesepemahaman (MoU) dengan Korea Selatan. Indonesia melalui PT Krakatau Steel dan Pohang Iron Steel Company (Posco) membuat perusahaan patungan bernama PT Krakatau Posco. Perusahaan patungan ini tengah mempercepat pembangunan proyek cluster 10 juta ton baja di Cilegon yang diperkirakan tercapai pada tahun 2025.
"Kita juga sekarang punya industri logam dalam negeri. PT Indonesia Asahan Aluminium Persero (Inalum) memproduksi alumunium 230 ribu ton mulai diambil alih dari Jepang pada 2014. Awalnya kita dipandang sebelah mata dalam pengelolaannya sekarang sehat," ujarnya.
Melihat potensi itu, Tiongkok dan Malaysia kini mulai melirik pasar Indonesia. Terlebih, Indonesia memiliki PT Indonesia Morowali Industrial Park yang memproduksi nikel dengan nilai investasi US$6 miliar. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved