Pemerintah Dorong Penggunaan Baja Dalam Pembangunan Infrastruktur

Andhika Prasetyo
16/10/2018 14:48
Pemerintah Dorong Penggunaan Baja Dalam Pembangunan Infrastruktur
(MI/PIUS ERLANGGA)

MENTERI Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono mendorong penggunaan komponen besi dan baja dalam pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

Ia mengungkapkan penggunaan besi dan baja lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan semen atau beton.

Saat ini, produk besi dan baja dinilai lebih murah karena dalam beberapa tahun terakhir harganya sedang mengalami penurunan di tingkat global. Besi dan baja juga memiliki sifat yang lebih felskibel sehingga mudah dibentuk sesuai kebutuhan. Dengan begitu, pengerjaan proyek juga bisa lebih cepat dirampungkan.

Berbagai kelebihan itu, lanjutnya, sudah cukup membuktikan bahwa penggunaan besi dan baja bisa sedikit menghemat biaya pembangunan.

"Penggunaan besi baja ini lebih cepat, lebih murah, lebih ramping. Tetapi tetap sama kuat, karena kami menerapkan standar keamanan yang tidak bisa diutak-atik," ujar Basuki di kantornya, Jakarta, Selasa (16/10).

Sepanjang 2018, penggunaan besi dan baja dalam proyek infrastruktur yang berada di bawah tanggung jawab Kementerian PU-Pera masih relatif kecil yakni sebesar 14,4 juta ton. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan kebutuhan penggunaan semen yang mencapai 69,3 juta ton.

Maka dari itu, ke depannya, penggunaan besi dan baja akan terus digenjot terutama untuk pembangunan jalan layang Solo-Yogyakarta dan sebagian Jakarta Outer Ring Road II yang menuju ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta

"Itu sudah disiapkan, sudah didesain dengan baja. Kita maksimumkan agar pier-piernya bisa dengan konstruksi baja, tidak harus dengan beton," tuturnya.

Kendati demikian, ia mengatakan akan tetap menyeimbangkan penggunaan semen untuk menjaga keberlangsungan industri tersebut di dalam negeri.

"Pasti nanti akan ada persaingan, ada tarik ulur. Tetapi dalam persaingan kita harus lihat kecepatan, kekuatan, keamanan dan harga," tandasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya