Bicara Ekonomi Harus Berdasarkan Data

WAKIL Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) sekaligus Ketua Umum Kadin, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa berbicara mengenai ekonomi harus berangkat dari data dan bukan perasaaan.

Hal itu dikemukakannya menanggapi soal pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang mengatakan ekonomi Indonesia kebodohan.

“Saya tidak mau tanggapi langsung karena setiap orang punya persepsi masing-masing. Tapi menurut saya yang terlibat dalam konteks dunia usaha, kita kan selalu bicara berdasarkan data. Tidak bisa kita bicarakan ekonomi berdasarkan feeling atau perasaan.” kata Rosan di Posko Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta, Senin (15/10).

Rosan mengatakan bahwa saat ini dunia usaha  sudah melihat hasil kerja ekonomi yang dikerjakan pemerintah. Pemerintah telah bekerja berdasarkan identifikasi problem yang ada guna  mencari solusi.

“Solusi jawabannya juga sudah ada. Selama ini yang kita tidak lakukan adalah bagaimana menperbaiki itu, bergerak ke arah (solusi) itu. Ini yang dilakukan oleh presiden kita sekarang.” jelas Rosan.

Yang tidak boleh  dilupakan adalah  butuh kerjasama dari semua pihak.

“Jadi dibutuhkan kerjasama  menyeluruh antara pemerintah, dunia usaha dan pemangku kepentingan,” ujarnya.

Lebih lanjut Rosan mengatakan hasil pertemuan tahunan IMF-World Bank di  Bali yang menuai pujian menunjukan apresiasi dunia luar terhadap ekonomi Indonesia.

“Intinya keadaan kita ini banyak dipuji oleh pihak luar. Yang ngomong bukan hanya saya nih, tetapi seluruh pimpinan dunia sesudah pak Jokowi bicara. Pidato beliau ini benar-benar pidato yang sangat luar biasa karena menghadirkan dimensi baru yang bisa dicerna oleh sebab itu kita semua salut.”pungkas Ketua Umum Kadin Indonesia itu. (Ins/E-1)