Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
ADA satu kebiasaan masyarakat Bali yang rupanya tak luput dari perhatian Direktur Pelaksana, Dana Moneter Internasional Christine Lagarde, yakni menaruh canang sari sebagai persembahan untuk bumi.
Bagi Lagarde, tradisi itu terasa indah lantaran diperuntukkan bagi harmoni.
"Ada satu tradisi yang indah di Bali, yaitu canang sari, di mana masyarakat mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada para dewa untuk bersyukur dan berdoa untuk mendapatkan lebih banyak berkah," ucap Lagarde pada pidato pembukaannya dalam acara tahunan IMF -Worldbank 2019 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).
Canang sari merupakan persembahan berupa bunga berbagai macam warna dan jenis yang diatur berdasarkan arah mata angin dan letak dewa-dewa kepercayaan masyarakat Hindu Bali. Jumputan bunga itu dihaturkan bersama dengan dupa dan percikan air juga persembahan bagi semesta di berbagai penjuru lingkungan.
Sebagaimana masyarakat Bali yang percaya bahwa canang sari adalah medium untuk berkomunikasi, berterimakasih, meminta maaf maupun mengharap berkah. Lagarde pun percaya bahwa hal serupa juga yang tengah dilakukan para delegasi dan tamu undangan pertemuan tahunan ini.
"Menurut saya kita sedang melakukan suatu hal yang serupa di sini. Kita telah datang ke Bali dari seluruh penjuru dunia untuk “memberikan persembahan” upaya kita bersama—189 negara-negara anggota lembaga-lembaga Bretton Woods. Dan waktunya sangat tepat untuk itu, lanjut Lagarde.
Persembahan itu dibutuhkan agar negara-negara dapat harmonis mengatur langkah untuk menghadapi tantangan global yang tampak semakin terjal. Bagi Lagarde yang terpenting adalah memastikan generasi penerus dapat menjalani kehidupannya sebaik mungkin ditengah derasnya persaingan.
Lagarde menutup pidatonya dengan mengutip pepatah Bhagavad-Gita.
"Namun saya ingin menyimpulkan dengan sebagian pepatah kuno yang ditemukan di Bhagavad-Gita. Pepatah ini berbunyi: 'Untuk semua tindakan, pertimbangkan manfaat bersama.'Jika kita melakukannya, jika kita berkomitmen untuk melakukan kebaikan bersama ini, berkah dari upaya kita bersama?dari “persembahan kita” —akan kembali untuk memberi manfaat tidak hanya oleh generasi kita, namun generasi-generasi mendatang," tutupnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved