Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan pendiri Bill & Melinda Gates Foundation Melinda Gates sepakat bahwa kemajuan teknologi harus dipandang sebagai peluang, bukan ancaman.
Sebagai Co-chair dari Komisi Pathways dan The Bill and Melinda Gates Foundation, Sri Mulyani menegaskan bahwa revolusi teknologi berikut disrupsi yang terjadi akibatnya menawarkan berbagai peluang sekaligus tantangan.
"Ini adalah cara baru untuk meningkatkan kesejahteraan bagi banyak orang, termasuk mereka yang tinggal di negara sedang berkembang. Sekarang tinggal bagaimana untuk memastikan agar teknologi bermanfaat untuk pertumbuhan yang inklusif," terang Sri Mulyani dalam diskusi bertajuk Policies for Harnessing Technology for Growth di Ruang Nusantara, BICC, melalui keterangan resminya, Kamis (11/10).
Pada forum tersebut, Sri Mulyani maupun Melinda Gates tampil menyampaikan pandangan mereka tentang manfaat teknologi untuk pertumbuhan, khususnya di negara-negara sedang berkembang.
Negara yang ekonominya sedang berkembang, lanjutnya, harus mampu menghadapi dan beradaptasi dengan disrupsi teknologi. Di Indonesia misalnya, teknologi digital telah menghubungkan sektor ekonomi informal dengan sektor ekonomi formal.
Karena itu, kata Sri Mulyani, Indonesia perlu segera memulai diskusi baru terkait upaya pemberdayaan para pengambil keputusan di negara-negara berkembang. Tujuannya, agar mereka lebih bisa mengkapitalisasi teknologi baru serta mengelola dengan lebih baik disrupsi yang terjadi.
"Kami tidak ingin mengorbankan manusia untuk teknologi. Negara ini masih dalam kategori pendapatan menengah dan kita punya unicorn yang cukup mapan, ini kesempatan untuk memanjat teknologi dan menciptakan kesempatan," lanjutnya.
Mengatasi eksklusivitas teknologi digital dan ketidaksetaraan digital adalah kunci untuk menjadikan teknologi sebagai peluang untuk tumbuh inklusif. Dengan tiga miliar jiwa yang diprediksi akan tetap offline pada 2023 dan semakin banyak lagi yang gagal memperoleh potensi dari internet secara penuh, pendekatan bisnis biasa untuk desain dan penyampaian layanan digital, tidak akan mampu menjangkau orang-orang yang termajinalkan.
"Indonesia adalah negara besar dan tidak semua teredukasi dengan baik. Ini harus ditanggulangi pemerintah. Kami harus memastikan tidak ada yang tertinggal dan memastikan teknologi bisa bermanfaat untuk meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan," kata Sri Mulyani.
Sementara itu, Melinda Gates mengatakan bahwa dirinya bersama Sri Mulyani membentuk sebuah komisi yang disebut Komisi Pathways yang bertujuan untuk menyebarluaskan manfaat positif dari teknologi.
"Kami sekarang sangat senang berbicara dengan Gojek, tidak hanya pengemudi, tapi juga pedagang. Saya ingin menyampaikan bahwa peluang dari transformasi digital ini sangat menjanjikan," ujar istri Bill Gates.
Dalam diskusi ini terungkap berbagai risiko dan tantangan terhadap kemajuan teknologi, sekaligus peluang-peluang yang bisa diciptakan. Sejumlah risiko dan tanyangan antara lain ancaman kehilangan pekerjaan, investasi baru pemerintah untuk memenuhi kebutuhan teknologi dan tata kelola teknologi.
Di sisi lain, kemajuan teknologi akan mampu mendorong perubahan struktural dalam perekonomian serta menciptakan efisiensi, menciptakan peluang-peluang baru dalam ekonomi global hingga menghasilkan cara baru bagi pemerintah dalam berinteraksi dengan masyarakat.
Pathways for Prosperity adalah sebuah gerakan sosial yang terdiri dari para pemimpin pemerintahan, pelaku bisnis, dan akademisi dari berbagai bidang yang secara aktif membahas dampak teknologi terhadap negara berkembang. Gerakan ini diprakarsai pasangan miliarder Bill dan Melinda Gates, dibantu Oxford University’s Blayatnik School of Government. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved