Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

RI Pererat Kerja Sama dengan EFTA

Andhika Prasetyo
08/10/2018 02:30
    RI Pererat Kerja Sama dengan EFTA
(MI/RAMDANI)

MENTERI Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyampaikan hubungan perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (European Free Trade Association/EFTA) bakal terus ditingkatkan.

Di antaranya dengan Swiss, satu dari empat anggota EFTA selain Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. Karena itu, pekan lalu pemerintah Indonesia bersama Swiss menggelar Forum Bisnis Indonesia-Swiss di Zurich, Swiss.

Forum bisnis itu dibuka Dubes Indonesia untuk Swiss dan Lichtenstein Muliaman Hadad, serta dihadiri Head of International Relations, Economie Suisse Jan Atteslander, dan Kepala Hubung­an Ekonomi Bilateral Sekretaris Negara untuk Hubungan Ekonomi Erwin Arjuna Bollingerrs.

Saat ini diketahui, lebih dari 150 perusahaan Swiss berinvestasi di Indonesia dan menciptakan lebih dari 20 ribu lapangan pekerjaan.

“Diharapkan, forum bisnis ini bisa mempererat hubung­an antara pengusaha kedua negara dan jadi sarana untuk menyampaikan kondisi ekonomi terkini,” tandas Mendag saat memberi sambutan pada Forum Bisnis Indonesia-Swiss, di Zurich, Swiss.

Melalui keterangan resminya, selain forum bisnis, Mendag juga membuka Business Matching Indonesia-Swiss. Business matching ialah pertemuan one on one antara pelaku usaha Indonesia dan Swiss secara langsung. Pada pertemuan ini, para pelaku usaha kedua negara bisa bernegosiasi langsung dan segera melakukan kerja sama perdagangan.

Mendag pun mengajak pelaku usaha Indonesia dan Swiss agar memanfaatkan kerja sama Indonesia-EFTA menjelang kesepakatan itu diselesaikan. “Diharapkan para pebisnis dari kedua negara bisa langsung memanfaatkan kesepakatan itu.”

Mendag optimistis akan ada kenaikan nilai perdagangan Indonesia dan EFTA pada 2019. “Total perdagangan Indonesia dan negara EFTA akan naik dua kali lipat setelah perjanjian ini ditandatangani,” ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Di ajang itu, Mendag sempat memaparkan perkembangan produk sawit di Uni Eropa. Sektor sawit secara signifikan berperan pada perekonomian Indonesia serta jadi sumber pendapatan bagi 5,3 juta pekerja dan berdampak bagi 21 juta rakyat Indonesia.

Mengenai kontribusi sawit pada sustainable development goals (SDGs), Mendag menegaskan pemerintah Indonesia amat komitmen pada produk sawit berkelanjutan. Bahkan, Presiden Jokowi menandatangani Inpres No 8 pada 13 September 2018 mengenai Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit.

Penetrasi pasar
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda menyampaikan dalam misi dagang di Swiss tersebut, pihaknya mendatangkan sejumlah pelaku usaha dari sektor kelapa sawit, produk tekstil dan garmen, perhiasan, kopi, produk kertas, cangkir roti, dan serbet kertas, serta topi koki higienis.

“Misi dagang jadi salah satu cara penetrasi pasar ekspor yang dapat meningkatkan volume perdagangan lebih cepat karena pelaku usaha dapat bertemu dengan mitranya secara langsung,” ungkap Arlinda.

Misi dagang juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Trade Expo Indonesia (TEI) 2018. TEI merupakan tahap selanjutnya untuk mengenal lebih jauh dan langsung dapat membuka jalan atas produk-produk ekspor unggulan Indonesia di pasar Eropa, khususnya Swiss dan Spanyol. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya