Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Industri Tekstil Ditargetkan Masuk Jajaran Lima Besar di Dunia

Gana Buana
04/9/2018 14:15
Industri Tekstil Ditargetkan Masuk Jajaran Lima Besar di Dunia
(ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

PEMERINTAH menargetkan produsen tekstil dan pakaian nasional masuk jajaran lima besar dunia pada 2030 mendatang. Sebab, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) adalah satu dari lima sektor manufaktur yang dipriotitaskan dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

“Untuk industri sepatu dan pakaian olahraga produk dalam negeri sudah lewati Tiongkok. Bahkan di Brasil, kita sudah menguasai pasar di sana hingga 80%,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (4/9).

Airlangga meyakini, industri TPT dalam negeri mampu bersaing di kancah global. Sebab, struktur industrinya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir serta produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.Oleh karena itu, kata dia, pemerintah terus memacu kinerja industri TPT. Apalagi, sektor ini tergolong padat karya dan berorientasi ekspor sehingga memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian kita.

“Pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah strategis agar industri TPT nasional bisa memasuki era digital,” kata dia.

Selama 3-5 tahun ke depan, Kementerian Perindustrian fokus mendongkrak kemampuan di sektor hulu untuk meningkatkan produksi serat sintetis. Upaya yang dilakukan, yakni menjalin kerja sama atau menarik investasi perusahaan penghasil serat berkualitas. “Ini juga bertujuan guna mengurangi impor,” tutur Airlangga.

Selain itu, pemerintah akan mendorong pemanfaatan teknologi digital seperti 3D printing, automation, dan internet of things. Transformasi ini diyakini dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas. “Jadi, kami akan membangun klaster industri tekstil terintegrasi dengan terkoneksi teknologi industri 4.0,” imbuhnya.

Lebih lanjut, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pergeseran permintaan dari pakaian dasar menjadi pakaian fungsional, seperti baju olahraga, industri TPT nasional perlu membangun kemampuan produksi dan meningkatkan skala ekonomi agar dapat memenuhi permintaan pakaian fungsional di pasar domestik maupun ekspor.

Sebelumnya, Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kemenperin Muhdori mengaku optimistis industri TPT nasional dapat tumbuh hingga 4-6% pada tahun 2018. Tahun lalu, sektor ini mampu tumbuh sebesar 3,45%, melonjak tajam dibanding tahun 2016 yang mencapai 1,76%.

“Sebesar 30% pakaian jadi dari hasil industri tekstil kita adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sedangkan 70% untuk ekspor,” ungkapnya.

Berdasarkan data Kemenperin, nilai ekspor industri TPT nasional mencapai USD12,58 miliar pada tahun 2017 atau naik 6% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, sektor ini menyumbang ke PDB sebesar Rp150,43 triliun di tahun 2017. Saat ini, pemerintah tengah berupaya membuat perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memperluas pasar ekspor TPT lokal.

“Salah satu sasaran ekspor industri TPT kita sekarang, yakni Amerika dan Eropa,” tambah Muhdori.

Pasalnya, produk TPT negara tetangga seperti Vietnam bisa masuk ke pasar Amerika dan Eropa dengan tarif bea masuk 0%, sedangkan bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia masih dikenakan 5-20%.

“Untuk itu, perlu adanya bilateral agreement tersebut,” tandas dia. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik