Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sektor Properti Komersial masih Menantang

Wisnu Arto Subari
03/9/2018 22:10
Sektor Properti Komersial masih Menantang
(ANTARA/R. REKOTOMO)

HINGGA menjelang akhir triwulan III tahun ini, para pelaku sektor properti hunian komersial terus berupaya mengatasi kelesuan yang membayangi sektor tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi), Junaidi Abdillah, mengemukakan, hingga saat ini tidak sedikit pengembang properti yang terpaksa menyetop sementara proyek pembangunan rumah komersial. Ia berharap, penjualan akan membaik seiring dengan geliat perekonomian Tanah Air.

“Kalau ekonomi membaik, maka daya beli juga akan membaik. Hingga akhir tahun ini prospek penjualan rumah komersial akan lebih membaik meskipun tidak terlalu tinggi,” ujarnya di Pontianak, akhir pekan lalu. Menurut Junaidi, sebagian besar pengembang yang memoratorium proyek hunian komersial mereka kemudian beralih ke proyek rumah yang lebih kecil lantaran penjualannya masih bagus.

“Penjualan rumah subsidi masih sangat baik. Hal itu seiring permintaan rumah sangat besar,” kata dia. Hal itu diamini Deputi General Manager Citra Garden City, holding sektor perumahan Ciputra Group, Liong Subur Kusuma. Ia mengatakan, saat ini pihaknya juga sudah melirik pengembangan rumah yang terjangkau. Pasalnya, penjualan rumah komersial, menurutnya, saat ini masih berat.  Adapun prospek rumah tipe kecil masih sangat menjanjikan dan trennya terus tumbuh dengan baik

“Untuk memperluas pasar, Citra Garden Aneka saat ini tidak hanya membangun rumah mewah dengan lantai dua, melainkan juga merambah ke rumah yang lebih terjangkau. Selain itu, rumah menengah ke bawah memang adalah pasar KPR,” kata dia.

Citra Garden Aneka ialah proyek properti berupa kota terpadu di Pontianak, yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 30 hektare. “Sejauh ini, penjualan properti kami di Kalbar dan di Indonesia masih sama dengan tahun lalu. Masih berat. Tahun ini LTV dilonggarkan, tetapi perumahan mewah pasarnya memang bukan pasar KPR. Kebanyakan konsumen membeli rumah kami secara cash karena memang pasarnya menengah ke atas,” imbuhnya.


Geber promo

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Development, Archied Noto Pradono, mengatakan, pasar properti belum membaik sejak tujuh bulan pertama 2018. Kondisi tersebut diprediksi belum akan berubah hingga akhir tahun ini.

“Secara umum sektor properti masih menghadapi tantangan cukup berat dan konsumen masih memilih untuk mengambil sikap wait and see atau cenderung menunggu. Pasar membutuhkan stimulus yang dapat mengembalikan kepercayaan investor dan membangkitkan kembali minat beli konsumen,” ujar Archied di acara Investor Summit 2018, Jakarta, Selasa (28/8).

Untuk itu, pihaknya memfasilitasi program pemasaran dan penjualan spesial dengan menekankan promosi terpadu mulai September ini. Strategi itu diharapkan dapat membantu meningkatkan penjualan di sisa tahun. “Program ini akan digelar selama tiga bulan, mulai dari 1 September 2018 hingga 30 November 2018,” ungkapnya.

Intiland menyiapkan sejumlah paket promo bagi para calon konsumen, mulai program cicilan panjang, bunga kredit fi xed hingga 10 tahun, hingga harga jual serta diskon spesial. “Semua proyek turut berpartisipasi dari mulai perumahan, apartemen, komersial, perkantoran, dan pergudangan,” tandasnya. (Ant/Medcom/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya