Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
PT Sun Life Financial Indonesia berhasil meningkatkan posi-sinya dalam industri asuransi jiwa secara cepat akibat keberhasilan strategi branding yang diterapkan.
Chief Marketing Officer Sun Life Shierly Ge mengatakan bahwa program branding mulai diterapkan sejak 2015 di Sun Life. Hasilnya, peringkat Sun Life di 2016 melonjak menjadi peringkat 12 di industri asuransi nasional. Tahun ini, posisi sudah masuk lima besar industri asuransi nasional.
"Dari strategi itu reputasi perusahaan naik. Karyawan juga terkena imbasnya. Banyak pengaruh positif tercipta. Sisi kepercayaan agen lebih bagus. Hal ini terlihat dari survei internal yang kami gelar ke karyawan maupun nasabah,"kata Shierly dalam perbincangan dengan awak media di Jakarta, Selasa (21/8).
Ia mengakui, menanamkan branding tidak lah mudah. Apalagi bagi sebuah entitas yang belum dikenal luas. Sejak memulai operasi di Indonesia pada 1995, Sun Life Financial hanya mengembangkan penjualan dan distribusi. Ketika itu, kisah Shierly, banyak masyarakat tidak mengenal Sun Life. Malah, ironisnya, saat dilakukan survei sederhana, banyak konsumen malah menyebut Sun Life sebagai produk sabun cuci piring atau cairan pembersih. Imbasnya menyulitkan ke tenaga penjual karena tingkat kepercayaan konsumen rendah.
Sebelum 2015, peringkat Sun Life ada di urutan 18 dari industri asuransi nasional yang saat itu berjumlah sekitar 40 perusahaan asu-ransi jiwa.
Shierly mengaku, ia harus menerapkan strategi antimainstream, berbeda dari yang ada di pasar. "Kami tidak menyasar ke mass market, tetapi segmented market."
Target komunitas yang digarap ialah jurnalis dan menggandeng kemitraan dengan media massa, khususnya jurnalis dan media massa yang bergerak di bidang bisnis dan gaya hidup. Sun Life juga mendekati komunitas bloger khususnya penulis-penulis bidang finansial.
"Pendekatan ke media massa untuk membangun awareness. Media massa tradisional masih dipercaya warga Indonesia, apalagi dengan kondisi saat ini, banyak berita hoaks di dunia maya," ungkapnya.
Adapun untuk bloger, kata Shierly, ulasan mereka lebih dipercaya karena mengalami secara langsung.
Permudah penjualan
Reputasi yang baik itu juga mempermudah penjualan produk Sun Life. Tak hanya itu, Sun Life juga menjadi mudah melakukan perekrutan.
Pendapatan premi pada 2017 naik 23,68% dari tahun sebelumnya. Lalu, pendapatan premi bisnis baru sepanjang semester pertama 2018 ini mencapai Rp1,2 triliun atau tumbuh 26%.
Tak hanya di kinerja keuangan, jumlah kantor pemasaran Sun Life juga meningkat. Pada 2016, jumlah kantor 151, hingga akhir 2017 menjadi 186 kantor. Sebelum 2015, jumlah nasabah sekitar 100.000 orang, hingga akhir tahun lalu menjadi 279.429 nasabah.
Keberhasilan tiga tahun membangun brand, akan te-rus diperkuat di masa depan. Apalagi strategi serupa juga ditiru banyak perusahaan asuransi lainnya.
Menjadi tantangan agar Sun Life tetap hadir dengan inovasi-inovasi terbaru.
(E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved