Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

BI Upayakan Premi Swap Lebih Rendah

(Try/E-1)
21/8/2018 02:00
BI Upayakan Premi Swap Lebih Rendah
(Ist)

BANK Indonesia (BI) mengarahkan agar premi dari lelang swap hedging semakin rendah, mendekati nilai idealnya di 4,25%. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter, Nanang Hendarsah, mengatakan BI secara bertahap akan menurunkan tingkat premi swap BI sehingga premi swap untuk transaksi spot dan perdagangan valas antarbank akan ikut turun.

Transmisi kebijakan moneter akan diperkuat dengan operasi moneter dan pendalaman pasar keuangan . BI akan terus berada di market kepercayaan publik dan mencegah lonjakan-lonjakan kurs.

"Jadi nanti swap rate akan menjadi semacam batas atas bagi pasar karena pasar tidak akan mungkin melebihi swap rate BI, karena dia akan selalu ada untuk bisa menampung swap lindung nilai yang dilakukan nasabah bank," ujar Nanang.

BI telah menurunkan tarif swap lindung nilai (hedging) beberapa waktu yang lalu. Tarif swap hedging satu bulan dari 5% menjadi di kisaran 4,5%, yang akan bergerak sesuai supply dan demand.

FX swap lelang bisa dilakukan pada Selasa, Rabu, Kamis, dan masih bisa berubah tergantung sistem likuiditas BI di perbankan. Efisiensi premi swap BI diharapkan mampu memberi nasabah dalam hal ini eksportir untuk lebih memilih pasar swap dalam bertransaksi daripada pasar spot.

"Sering eksportir tidak mau menjual dolar mereka karena takut sulit dapat kembali dolarnya terutama karena nilai kurs. Dengan swap ini mereka mendapat kepastian," ujarnya.

Per 14 Agustus lalu, hasil lelang swap valas BI menghasilkan premi untuk 1 bulan menjadi 4,35%, tenor 3 bulan menjadi 4,55%, tenor 6 bulan menjadi 4,35%, dan tenor 12 bulan menjadi 4,75%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada kemarin sore bergerak melemah sebesar 20 poin ke level 14.592.

Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara mengatakan bahwa dolar AS kembali menguat terhadap sejumlah mata uang dunia menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya