Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Papua Jadi Prioritas Program LTSHE

Cah/E-3
16/8/2018 08:50
Papua Jadi Prioritas Program LTSHE
(MI/Panca Syurkani)

WILAYAH pegunungan di kabupaten Yahukimo, Papua, termasuk daerah tertinggal dengan medan yang sulit dijangkau serta belum teraliri listrik.

Di Distrik Puldama, misalnya, hanya memiliki landasan pesawat airstrip sepanjang 600 meter untuk akses keluar masuk wilayah yang berbatasan dengan kabupaten
Pegunungan Bintang tersebut.

Bahkan untuk mencapai pusat Kabupaten Yahukimo, pesawat harus transit di Wamena atau Jayapura terlebih dulu. Belum ada akses darat tersedia, kecuali jalan
setapak melintasi gunung dan jurang.

Hanya pesawat jenis Kodiak atau Caravan yang bisa masuk Yahukimo, tapi tidak setiap hari ada. Pasalnya, hanya beberapa pilot saja yang berani mendarat. Itu pun baru bisa mendarat sebelum pukul 14.00 WIT karena setelah itu sudah tidak ada lagi yang terbang akibat kabut yang selalu turun dan membahayakan penerbangan.

Dengan kondisi seperti itu, Yahukimo layak menjadi salah satu titik prioritas penerima manfaat program Penyediaan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) yang dicanangkan pemerintah sejak 2017 tersebut.

“Kami prioritaskan lebih dari 60% penerima LTSHE ada di Papua. Untuk Distrik Puldama sendiri total ada 1.085 paket, 1 paket itu untuk 1 keluarga,” ungkap Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Dadan Kusdiana dalam keterangan resminya, kemarin.

Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Simon F Sembiring, menyampaikan rasio elektrifi kasi provinsi Papua baru mencapai 72,04%, masih jauh di bawah rasio elektrifikasi nasional yang per Juni 2018 mencapai 97,13%, meskipun masih ada yang lebih rendah, yaitu provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan rasio elektrifi kasi 60,82%.

“Dari total 97,13% rasio elektrifi kasi nasional itu, PLN berkontribusi 94,65%, sedangkan non-PLN (pembangkit off grid) telah menyumbang 2,36%, sisanya dari LTSHE 0,12%,” jelas Simon.

Guna mendorong hal itu, pemerintah akan memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan ketahanan listrik di wilayahnya, terutama bagi daerah yang belum berlistrik, terlebih wilayahwilayah yang sulit dijangkau jaringan listrik PLN.

“Harapannya setelah 3-5 tahun ke depan, sudah ada sumber listrik yang lebih stabil untuk mendukung ketahanan energi di wilayah Puldama ini,” tutup Simon.
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya