Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PEMERINTAH Provinsi Lampung meyakini Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) yang terbentang di Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 141 kilometer dan Terbanggi Besar-Pematang Panggang sepanjang 111 kilometer mampu mendukung pengembangan tiga klaster utama pembangunan di Bumi Ruwa Jurai.
Pembagian tiga wilayah besar itu ialah bagian timur sebagai pengembangan industri, wilayah tengah dengan mandatori sebagai kawasan ketahanan pangan, dan zona barat untuk pengembangan wisata.
Demikian penegasan penjabat Sekretaris Provinsi Lampung Hamartoni Ahadis kepada Media Indonesia, beberapa waktu lalu.
Dalam rencana pembangunan mendatang, jelas Hamartoni, pemprov membagi wilayah dalam tiga klaster, yaitu timur, tengah, dan barat. Keberadaan JTTS diupayakan memberikan dukungan terhadap tiga zonasi pembangunan di Bumi Ruwa Jurai.
“Kami akan memaksimalkan manfaat dari JTTS ini. Khusus pembangunan kawasan industri di wilayah timur, diprioritas pada kawasan industri Register I Way Pisang, Lampung Selatan, kawasan industri di Mesuji, Kawasan Industri Maritim (KIM) Tanggamus, dan pengembangan Kawasan Industri Lampung (KAIL),” kata Hamartoni.
Untuk memaksimalkan dampak positif tersebut, Hamartoni mengakui, membutuhkan sinergi dan koordinasi lintas instansi. Khususnya dalam pemanfaatan gerbang tol dan tempat perisitirahat (rest area). Dua sektor itu dapat dibangun menjadi sebuah anjungan cerdas sebagai media promosi wisata dan produk unggulan Lampung.
“Lampung punya harapan besar dalam meningkatkan perekonomian dan sosial masyarakat dengan keberadaan JTTS ini. Kami yakin kawasan kanan-kiri jalan tol itu akan cepat maju,” ujar Hamartoni.
Ia juga mengungapkan, pembangunan JTTS terus menunjukkan kemajuan. Rampungnya pembebasan lahan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar membuat kontruksi tersisa 4 kilometer lagi untuk pekerjaan pengerasan rigid beton, yaitu berada di Desa Batuliman Indah, Candipuro, Lampung Selatan.
Sementara progres pekerjaan segmen II ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang telah mencapai 80 persen. Ditargetkan proyek jalan tol sepanjang 252 kilometer di Lampung itu, dapat tersambung dengan jalan tol di Sumatra Selatan pada September mendatang.
“Kami tetap menargetkan pekerjaan jalan tol selesai di September nanti, sehingga Oktober 2018 sudah bisa dioperasikan. Terlebih juga kan ada pembebasan lahan tambahan untuk rest area dan pintu tol dari pemerintah pusat. Kami juga menunggu itu kapan bisa selesai pembukaan lahannya,” paparnya.
Dalam kesempatan terpisah, anggota Tim Percepatan Pembebasan Lahan JTTS Yudi Hermanto mengatakan Pemprov Lampung masih mengambil langkah konsinyasi di Pengadilan Negeri Gunung Sugih. Hal itu terkait untuk memproses ganti rugi pembebasan tujuh bidang lahan di desa Gunung Sari Kabupaten Lampung Tengah.
“Senin (6/8) lalu kami sudah lakukan konsinyasi. Selanjutnya kami akan sosialisasikan kepada masyarakat agar lahan-lahannya bisa segera dieksekusi. Kami selalu mengedepankan pendekatan persuasif dan berharap masyarakat menerima ganti rugi yang ditentukan tim appraisal, sehingga lahan bisa dieksekusi tanpa tindakan represif,” tuturnya. (J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved