Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEBULAN terakhir bencana kekeringan melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Agar tidak berdampak berkepanjangan, beberapa daerah pun mulai mengantisipasi. Contohnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berencana membangun sembilan waduk. Pembangunan waduk bakal diimbangi dengan rehabilitasi areal di tingkat hulu dengan konservasi lingkungan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengungkapkan untuk mengatasi bencana kekeringan setiap tahun, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi jangka panjang. “Salah satu yang dilaksanakan adalah pembangunan waduk. Ada sembilan waduk di Jateng yang akan dibangun. Sampai sekarang waduk yang sudah siap di Kudus, Karanganyar, Purworejo, dan Cilacap. Semuanya telah berproses. Mudah-mudahan dalam jangka waktu lima tahun mendatang bisa terealisasi,” kata Ganjar di Purwokerto, Senin (13/8).
Saat ini di Jawa Tengah, air waduk di sejumlah wilayah menyusut, seperti di Kabupaten Pati, Waduk Gunung Rowo yang berada di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, menyusut drastis. Akibatnya, pengairan 10 ribu hektare sawah dihentikan.
Operator Unit Pengelola Bendungan Gunung Rowo, Dian Saputra, membenarkan bahwa waduk Gunung Rowo menyusut dari daya tampung 5,5 juta meter kubik, kini hanya tersisa 800 ribu meter kubik.
Melihat kondisi ini, kehadiran atau fungsi bendungan memang teramat vital. Tidak salah jika pemerintah menjadikan pembangunan bendungan atau dam sebagai salah satu proyek strategis nasional.
Selaku perpanjangan tangan pemerintah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) pada periode 2015-2019, menargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari pembangunan 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru. Selain itu juga diprogramkan pembangunan jaringan irigasi baru seluas 1 juta hektare dan merehabilitasi 3 juta hektare irigasi yang rusak.
Pembangunan bendungan di berbagai daerah di Indonesia tersebut untuk mendukung Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla mewujudkan ketahanan pangan dan air nasional. “Tidak akan mungkin menjadi bangsa yang berdaulat di bidang pangan kalau jumlah bendungan dan saluran irigasi yang mengairi lahan-lahan pertanian kita di seluruh penjuru tanah air sangat terbatas,” kata Presiden, saat meresmikan Bendungan Tanju, di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, awal Agustus lalu.
Keberadaan bendungan ini untuk meningkatkan pasokan air dan memperluas sistem irigasi sawah serta memperkuat ketahanan air dan pangan, khususnya di musim kemarau. Peresmian Bendungan Tanju menandakan pemerintah masih on track dalam target pembangunan sembilan bendungan di 2018, guna meningkatkan pasokan air nasional hingga 288 juta meter kubik.
Dua di antara sembilan bendungan ini terletak di Provinsi NTB, yakni Tanju dan Mila yang saat ini pembangunannya mencapai 80% dan akan diresmikan di akhir tahun ini. Menteri PU-Pera Basuki Hadimoeljono mengatakan, pembangunan bendungan akan meningkatkan suplai air untuk lahan pertanian secara lebih merata dan berkelanjutan. Dengan adanya suplai air dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, nantinya akan bisa bertambah menjadi 2-3 kali.
“Nantinya setelah 65 bendungan rampung, daerah irigasi yang akan dipasok airnya dari bendungan akan bertambah menjadi 19%-20%,” katanya beberapa waktu lalu. Menurut dia, program pembangunan bendungan nantinya juga diikuti oleh program irigasi premium, yakni irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan.
Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya mahal, dipastikan bisa mengalirkan air hingga ke sawah-sawah petani. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved