Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Makin Kukuh dengan Integrasi PGN dan Pertagas

CAHYA MULYANA
16/8/2018 02:10
Makin Kukuh dengan Integrasi PGN dan Pertagas
(CAHYA MULYANA)

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengungkapkan integrasi perusahaan dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) berdampak positif khususnya mendukung upaya pemerintah mendongkrak bisnis gas nasional. Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim saat pembukaan Gas Indonesia Summit & Exhibition 2018 di Jakarta, beberapa waktu lalu, mengatakan integrasi PGN-Pertagas sebagai tindak lanjut pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN migas, yang dipimpin PT Pertamina (persero), akan menjadi peluang bagi perusahaan untuk semakin efisien dalam berinvestasi, sekaligus mendukung peningkatan kapasitas bisnis yang semakin besar.

“Salah satunya adalah kombinasi aset (PGN-Pertagas) akan menjadikan jaringan pipa gas kami menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, yakni lebih dari 9.600 kilometer,” katanya.

Jobi menambahkan, dengan bersinergi, pertumbuhan volume distribusi gas bumi diproyeksikan bisa mencapai 7% per tahun, sedangkan volume transportasi gas bumi akan mengalami peningkatan sekitar 5% per tahun.Selanjutnya, pelanggan rumah tangga diperkirakan bertambah 40 ribu unit pada 2019 serta pelanggan industri dan komersial akan meningkat 90 pelanggan dari posisi saat ini 3.820 pelanggan.

Pembentukan holding BUMN migas diawali persetujuan pemerintah melalui penerbitan Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2018 tentang Penambahan Penyertaaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (persero) PT Pertamina yang ditandatangani pada 28 Februari 2018.

Selanjutnya, dilakukan penandatanganan Keputusan Menteri Keuangan No 286/KMK 06/2018 tentang Penetapan Nilai PMN dalam Modal Saham PT Pertamina (persero), yang isinya pemerintah menetapkan nilai penambahan modal negara ke dalam modal saham Pertamina sebesar Rp38,136 triliun yang berasal dari pengalihan seluruh saham seri B milik negara pada PGN sebanyak 13.809.038.755 lembar.

Proses itu dilengkapi dengan penandatanganan akta inbreng saham antara Kementerian BUMN dan Pertamina pada 11 April 2018.Kemudian, tahapan integrasi 51% saham Pertagas ke PGN saat ini sedang berlangsung, yang sebelumnya telah ditandatangani CSPA antara Pertamina dan PGN yang disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno pada 29 Juni 2018.

Menciptakan efisiensi
Kementerian BUMN berharap proses integrasi PGN-Pertagas dapat menciptakan efisiensi dalam rantai bisnis gas bumi sehingga tercipta harga gas yang lebih terjangkau konsumen serta peningkatan kapasitas dan volume pengelolaan gas bumi nasional.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, mengatakan integrasi PGN dan Pertagas sangatlah penting.

Dua perusahaan yang tadinya bersaing, mulai saat ini akan bahu-membahu dalam melakukan ekspansi dan investasi, demi mengejar target yang lebih besar lagi pada sektor hilir bisnis gas bumi. Komaidi berharap bahwa proses integrasi antara PGN dan Pertagas juga sesuai peta jalan (road map) yang ada. Seluruh karyawan PGN dan Pertagas diharapkan bisa saling bahu-membahu guna menjalankan visi dan misi yang sama demi kemajuan perusahaan dan kesejahteraan karyawan.

“Apalagi, dalam beberapa kesempatan, baik Kementerian BUMN maupun direksi Pertamina dan PGN sudah memastikan bahwa tidak akan ada PHK dalam proses integrasi ini,” kata Komaidi. (Tes/Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya