Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
WAKIL Presiden Jusuf Kalla memperingatkan agar Indonesia tidak boleh terbuai dan berpuas diri atas hasil prediksi out look ekonomi Indonesia di 2030 nanti yang mengatakan Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia.
Menurut dirinya jika Indonesia tidak melakukan pembenahan dan perubahan maka hal tersebut tentu tidak akan tercapai khusnya bila tidak manikkan produktifitas.
"Kita terbuai dengan studi McKinsey pada 2030, kita begitu puas. Padahal seperti ilmu ekonomi dasar ada ceterus paribus. Kalau apa yang disyaratkan tidak dilaksanakan maka tidak akan tercapai," terang Jusuf Kalla dalam sambutan di Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sekaligus Kongres ISEI ke 20, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/8) malam.
Dalam laporan proyeksi ekonomi McKinsey Global Institute (MGI) pada 2012 lalu, Indonesia memang diprediksi akan menjadi negara maju dunia dengan menduduki pringkat ke 7 dunia. Begitu juga dengan ekonomi outlook PricewaterhouseCoopers (PwC) 2017 yang juga memprediksi Indonesia akan menjadi negara besar peringkat 5 dunia dengan estimasi nilai PDB US$5.424 miliar.
Jusuf Kalla menjelaskan untuk mencapai hal tersebut Indonesia harus bergerak bersama dan menyelesaikan masalah masalah produktifitas dengan langkah langkah cepat, termasuk masyarakat yang meningkatkan skilnya lebih baik. Sebab menurut Jusuf Kalla jika tidak, negara negara di sekitar Indonesia yanga akan merebut peluang tersbeut.
"Kita kalah ekspor dan investasi kita dengan Vietnam dan Thailand. Mereka cepat melakukan perjanjian kerja sama dengan banyak negara. Kita lambat mengatur perjanjian dengan negara lain. Akhirnya sawit Indonesia di Eropa mau dikenakan bea masuk dan garmen kita di beberapa negara dibatasi, akhirnya ekspor kita kalah dari negara yang baru 30 tahun berkembang," tutur Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menjelaskan saat ini Indonesia sudah cukup maju dengan pertumbuhan ekonomi 5%. Akan tetapi dirinya meyakini bahwa Indonesia bisa lebih baik dari angka tersebut, untuk itu dirinya berharap semua pihak mempersatukan diri mulai dari pemerintah, swasta, industri bahkan juga rakyat.
"Caranya adalah meningkatkan produktifitas ekonomi sekaligus mengharmoniskan sektor informal dan formal. Hanya dengan harmoni antar sektor formal informal dapat mengangkat faktor formal ini ke lebih baik posisi dari pada hari ini," terang Jusuf Kalla.
Senada dengan Wakil Presiden, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menegaskan Indonesia berjalan ke arah yang benar sejauh ini. Terbukti dari sejumlah indikator ekonomi dan makro Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dan perbaikan. Misalnya saja pertumbuhan ekonoami yang baik, berkurangnya angka kemiskinan, inflasi terjaga dengan baik hingga gini ratio yang menunjukkan perbaikan.
"Sebenarnya dengan gabungan dari semua indikator itu kita mau tidak mau akan sampai pada kesimpulan PE kita kualitasnya baik. Tetapi apakah sudah baik benar? Itu harus dijawab lagi. Oleh sebab itu transformasi ekonomi menjadi penting, khususnya terkait dengan peningkatan produktifitas nasional," terang Darmin.
Selama masa Orde baru pendekatan transformasinya lebih kepada transformasi ekonomi demand side, yakni bagaimana agar penduduk yang berlebihan di sektor tradisional dipindah ke sektor moderen secara bertahap. Tetapi menurut darmin perpindahan bertahapnya tidak pernah betul sehingga transformasi tidak terjadi.
Oleh sebab itu perlu transformasi yang lebih inklusif, sehingga saat ini pemerintah membangun infrastruktur sekaligus mempersiapkan peningkatan kualitas SDM. Akan tetapi meski pemerintah sudah membangun infrastruktur seperti tol, pemerintah daerah juga tetap harus membangun jaringan pendukung untuk mengkoneksikan dengan tol tersebut.
Misalnya dengan sistem pasar pengumpul, menurut Darmin akan mendorong perubahan di sektor pertanian sekaligus akan memperbaiki sistem logistik. Di sisi lain rakyat juga akn lebih memiliki kebebasan memilih tanaman yang akan ditanam.
"Ada jenis transformasi yang kadang-kadang tidak kita bayangkan, bahwa itu bukan hanya sekedar perpindahan dari pertanian ke industri. Yakni mengkorporasikan koperasi, artinya terminologi yang lebih inklusif. Tidak harus dia digeret pindah, dia bisa berubah, meningkat produktivitasnya," terang Darmin.
Akan tetapi hal tersebut tidak cukup dengan hanya infrastruktur saja. Harus ada bantuan pemda yang membangun jaringan lebih ke desa serta pasar-pasar pengumpul dengan didukung pengembangan SDM. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved