Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Buka GIIAS, Presiden Ingatkan 3 Tantangan Industri Otomotif Nasional

Ghani Nurcahyadi
02/8/2018 12:58
Buka GIIAS, Presiden Ingatkan 3 Tantangan Industri Otomotif Nasional
(MI/Ramdani)

INDUSTRI  otomotif menjadi salah satu sektor manufaktur penting di Indonesia yang masuk dalan industri prioritas dalam Revolusi Industri 4.0 yang digagas oleh Kementerian Perindustrian. 

Namun, keterkaitannya dengan rantai pasok global, membuat Indiustri otomotif Indonesia harus siap dengan tantangan yang saat ini muncul.

Presiden Joko Widodo menyebutkan, setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi industri otomotif nasional saat ini. Tantangan pertama menurut Presiden ialah semakin meluasnya fenomena mobil listrik yang menurutnya sudah mulai menjadi pembicaraan serius di negara-negara maju.

"Negara di dunia semakin beralih ke mobil listrik. Tahun lalu, Perancis dan Inggris telah mengeluarkan kebijakan pada 2040 nanti, tidak ada lagi mobil non-listrik di buat negara itu. Tiongkok jiga sudah menyatakan akan menjadi yang terdepan dalam pengembangan mobil listrik," kata Presiden saat membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (2/8).

Tantangan kedua yang dihadapi industri otomotif ialah datangnya era disrupsi dengan kehadiran mobil pintar (automomous car) dan aplikasi transportasi daring. Autonomoua car kini sudsh mulai dijajaki secara terbatas di Amerika Serikat seperti di Sillicon Valley dan Los Angeles. Sementara aplikasi transportasi daring menurut Jokowi dapat membuat minat masyarakat membeli kendaraan menurun.

Tantangan ketiga yang perlu dihadapi ialah siklus industri otomotif itu sendiri. Saat ini berdasarkan sejumlah pakar, pasar besar penjualan mobil seperti AS dan Tiongkok sedang mengalami penurunan yang karena sudah mencapai puncak tertinggi penjualan dan dampak dari perang dagang.

"Siklus itu memang harus diwaspadai, tapi saya tetap optimis karena pasar Indonesia adalah pasar yang besar. Saya juga selalu bilang bahwa industri otomotif harus didorong agar berorientaai pada ekspor," ujar Presiden.

Upaya pemerintah dalam mendorong industri otomotif di Indonesia menurut Presiden juga terus dilakukan. Salah satunya ialah upaya untuk memberikan insentif dari sisi pajak. Selain aturan tax holiday dan tax allowance, pemerintah juga bersiap mengeluarkan aturan super deduction bagi industri otomotif.

Upaya menjaga performa ekspor otomotif nasional juga terus dilakukan. Salah satunya ialah lobi yang dilakukan terhadap pemerintah Vietnam yang menerapkan inspeksi ketat bagi mobil impor utuh (CBU) dari Indonesia.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ekspor CBU pada semester-I tahun ini memang mengalami penurunan akibat kebijakan dari Vietnam tersebut. Tercatat ekspor Januari-Juni 2018 ialah 110.135 unit.

Uji Coba
Upaya pemerintah untuk mengikuti tren otomotif dunia pun terus dilakukan. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan peta jalan mobil listrik pada 2025 yang mensyaratkan 20% produksi mobil listrik dari pabrikan di Indonesia.

"Saat ini juga sudah diujicoba dan uji emisi bekerja sama dengan salah satu APM dan 10 Perguruan Tinggi di Indonesia. Harapannya dengan mobil listrik tercipta penghematan dan bisa memenuhi rekomendasi konferensi perubahan iklim di Paris, Perancis," ujar Airlangga.

Selain mobil listrik, pemerintah juga mulai menerapkan Euro 4 untuk kendaraan berbahan bakar bensin dan bauran kelapa sawit 20% atau Biodiesel B20 sebagai bagian upaya efisiensi. Ketua umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mrngatakan, pihaknya mendukung penuh penerapan Biodiesel B20 di Indonesia. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya