Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan BULOG, Natsir Mansyur menjelaskan bahwa banjir merendam daerah Jakarta dan sekitarnya dalam 4 hari terakhir telah merugikan industri sekitarRp1,2 triliun per harinya.
"Yang jelas kerugian itu berasal dari denda keterlambatan kapal, demorage, asuransi yang dicover kembali, dan lain-lain," ungkap Natsir saat ditemui di sebuah seminar di Jakarta (12/2).
Lebih lanjut dia menjelaskan meskipun kawasan industri banyak yang terletak di luar Jakarta, namun jika ingin mengekspor produk-produknya maka harus melewati pelabuhan Tanjung Priok yang terletak di Jakarta Utara di mana daerah tersebut merupakan daerah yang terendam banjir.
"Jangan dilihat Jakarta saja tapi kawasan industri di luar Jakarta juga menderita akibat banjir itu, misalnya kawasan industri yang diluar Jakarta kalau mau ekspor kan juga lewat Cilincing, dan itu banjir di sana hampir 1,5 meter. Itu baru barang ekspor belum pangan basah yang berasal dari pedesaan, belum retail, ini harus dipikirkan karena (masalah banjir) sudah berlarut-larut," imbuhnya.
Menurutnya kerugian sebesar Rp1,2 triliun per hari tersebut merupakan angka akumulasi jika dihitung berdasarkan dari berbagai sektor seperti barang ekspor, pangan basah, stagnasi distribusi logistik, tersendatnya suplai pangan ke pasar, serta suplai pangan ke retail.
"Kerugiannya itu perkiraan Rp1,2 triliun per harinya, hampir sama dengan tahun lalu," cetus Natsir.
Atas masalah-masalah tersebut, dia mendesak pemerintah segera membenahinya dengan membangun infrastruktur-infrastruktur yang baik, agar dapat menciptakan iklim bisnis yang baik dan akhirnya menaikan daya saing nasional.
Selain itu, baginya dengan kondisi saat ini, kawasan Jabodetabek sendiri menurutnya sudah tidak layak untuk dijadikan kawasan industri, terutama industri-industri berat, dan sebaiknya industri berat dipindahkan ke luar Jawa.
"Jabodetabek sudah tak layak untuk industri terutama industri berat, sebaiknya itu dipindahkan keluar Jawa. Kalau industri padat karya seperti garmen, tekstil bolehlah tetap di Jawa. Tapi lama kelamaan jakarta tidak akan bisa menjadi andalan lagi dan akan menjadi pusat keuangan saja. Jadi sektor industri harus keluar Jabodetabek, terutama ke luar jawa agar ada pemerataan pertumbuhan industri. Misalnya bisa dipindahkan ke Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung yang juga memiliki potensi-potensi bahan baku," paparnya.
Untuk mendorong gagasannnya tersebut, menurutnya pemerintah perlu membuat perpu yang isinya adalah melarang pembangunan industri berat di pulau Jawa. (Riz/E-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved