Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Harga Pangan Jelang Ramadan Terus Merangkak Naik

Erandhi Hutomo Saputra
12/5/2018 13:05
Harga Pangan Jelang Ramadan Terus Merangkak Naik
(ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

HARGA pangan jelang bulan puasa terus mengalami kenaikan. Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menyebut kenaikan itu terjadi di beberapa komoditas pangan.

Abdullah merinci kenaikan terjadi pada telur ayam dari sebelumnya Rp25.500 per kg menjadi Rp25.600 per kg. Lalu daging ayam naik dari Rp34.800 per kg menjadi Rp35.900 per kg. Kenaikan juga terjadi pada daging sapi sebesar Rp500 yakni dari Rp116.500 per kg menjadi Rp117.000 per kg.

"Lalu bawang putih dari Rp33.000 per kg menjadi Rp33.200 per kg dan bawang merah dari Rp33.500 per kg menjadi Rp34.500 per kg," ujar Abdullah saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Sabtu (11/5).

Sementara itu untuk minyak goreng dan gula pasir menurutnya masih stabil yakni Rp12.400 per liter untuk minyak goreng dan Rp13.200 per kg untuk gula pasir.

Meski kenaikan yang terjadi relatif masih rendah yakni dikisaran Rp100-1.000, namun Abdullah mewanti-wanti agar hal itu tidak dibiarkan. Sebab diindikasikan harga pangan akan mengalami kenaikan secara berkala mulai H-3 sebelum puasa.

"Ada indikasi naik secara terus menerus. Belum (terlalu terlihat) karena demand-nya belum tinggi, permintaan tinggi itu H-3 jelang puasa," sebutbya

Untuk itu Abdullah meminta pemerintah untuk segera mengantisipasi indikasi kenaikan harga tersebut agar tidak terjadi gejolak harga saat puasa dan lebaran.

"Potensinya naik, maka kalau tidak segera diantisipasi dikhawatirkan pas demand (permintaan) tinggi harga tidak bisa dikendalikan," ungkapnya.

Ia khawatir keinginan pemerintah untuk mengulang capaian positif pada ramadhan tahun lalu akan sulit terjadi. Diketahui ramadhan tahun lalu harga pangan tergolong stabil dengan inflasi terendah sejak 2014 yakni sebesar 1,08%

Pasalnya, harga stabil pada ramadhan tahun lalu tidak lepas dari koordinasi yang kuat antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, asosiasi pedagang, asosiasi petani, pengusaha, Polri, dan KPPU.

"Tahun lalu diundang komunikasi bicara soal stok, harga, sehingga ada kenyamanan psikologi, kalau sekarang kurang terkoordinasi," tukasnya.

Untuk itu, Abdullah meminta kepada kementerian terkait untuk kembali memperkuat koordinasi dengan para stakeholder terkait seperti ramadhan tahun lalu.

Selain itu, Kementan harus melakukan pemetaan wilayah produksi komoditas pangan yang rentan naik pada bulan puasa seperti bawang, cabai, minyak goreng, ayam, telur, daging sapi, dan gula pasir. Setelah itu berkoordinasi dengan Kemendag untuk memperlancar distribusi.

Koordinasi yang berkurang antara Kementan dan Kemendag, menurutnya sangat bahaya sebab hal itu akan membuat stok dan harga pangan saat ramadhan bisa bergejolak.

"Jangan sampai Kementan bilang aman tetapi waktu distribusi diambil alih pengusaha besar, ritel besar, supermarket besar akhirnya di pasar stok kurang. Begitu juga kalau dibilang aman tapi di lapangan tidak ada (barangnya) bagaimana pertanggungjawabannya," jelas Abdullah.

Jika sudah terkoordinasi, lanjut Abdullah, tinggal pengawasan di lapangan melalui sidak atau operasi oleh satgas pangan. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya