Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

JK Sebut Pembicaraan Rini dengan Sofyan Basir bukan Soal Fee

Dheri Agriesta
30/4/2018 17:20
JK Sebut Pembicaraan Rini dengan Sofyan Basir bukan Soal Fee
(ANTARA)

WAKIL Presiden (Wapres) Jusuf Kalla angkat bicara terkait rekaman video antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Dirut PT PLN (persero) Sofyan Basir. Kalla menyebut rekaman itu tidak membahas fee.

"Saya tahu betul bahwa itu bukan soal fee, itu hanya soal bagaimana public partnership dikelola dengan baik, jadi tidak ada urusan dengan fee," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (30/4).

Percakapan itu, lanjut JK, tentang membangun kerja sama investasi antara pemerintah dan swasta. Kalla menyebut percakapan itu hanya membahas masalah saham tak ada pembicaraan tentang fee.

"Tidak ada soal fee, saya tahu betul itu," jelas Kalla.

Percakapan antara Rini dan Sofyan ini diperkirakan terjadi pada akhir 2016. Meski tak secara eksplisit menyebut salah satu proyek, pembicaraan ini diperkirakan berkaitan dengan proyek pembangunan terminal penerimaan gas alam cair di Bojonegara, Serang, Banten.

Proyek ini pun dikaitkan dengan PT Bumi Sarana Migas yang merupakan bagian dari Kalla Group. Kalla Group merupakan kelompok usaha milik Wakil Presiden Jusuf Kalla.Kalla menjelaskan, proyek itu sudah dimulai sejak 2013, sebelum ia menjadi pendamping Presiden Joko Widodo. Proyek itu pun murni swasta.

"Kenapa ada Pak Ari (Ari Soemarno) di situ? Karena begini, pada 2013 kita diskusi ada masalah yang akan terjadi 2020 atau 2021 yaitu gas di sekitar Jabar ini habis," kata Kalla.

Oleh karena itu, gas alam harus didatangkan dari daerah lain. Hal ini memerlukan fasilitas yang mumpuni. Kurangnya fasilitas dan persediaan gas akan menimbulkan masalah tersendiri.Kalla menyebut, fasilitas penampungan gas alam sesungguhnya sudah ada. Tapi, fasilitas lama itu bisa menekan ongkos yang lebih mahal.

"Kedua, memang sebelumnya ada floating terminal, tapi ongkosnya mahal, US$3 itu, (fasilitas) ini (harga bisa) setengahnya dan lebih terjamin," jelas Kalla.

Kalla pun menegaskan percakapan antara Rini dan Sofyan yang menyebut nama Ari Soemarno -mantan Dirut PT Pertamina-, bukan membahas fee. Pembicaraan itu membahas skema investasi.

"Di mana pemerintah tanya berapa sahamnya, bukan berapa didapatnya Bu Rini. Ada Pak Ari karena ahli soal gas, sehingga diajak sebagai tim ahli. Jadi tidak ada hubungan, dan waktu itu (2013) Rini belum jadi menteri," tegas Kalla. (Medcom/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik