Rebutan Tenaga Kerja Berbasis Teknologi

Ghani Nurcahyadi
30/4/2018 09:30
Rebutan Tenaga Kerja Berbasis Teknologi
(MI/ROMMY PUJIANTO)

KEBUTUHAN terhadap tenaga kerja di bidang teknologi semakin besar. Hal itu juga didorong masifnya transformasi digital yang dilakukan dunia usaha. Sebagai lapangan kerja baru, talenta di bidang teknologi belum banyak tersedia di pasar tenaga kerja.

Akibat hal itu, daya tawar pekerja profesional di bidang teknologi menjadi tinggi. Ini membuat perusahaan berlomba memberikan insentif bagi mereka.

Begitulah gambaran yang ditangkap dalam studi terbaru Michael Page Indonesia, perusahaan rekrutmen global. Studi tersebut menyebutkan kenaikan gaji bagi tenaga kerja profesional teknologi yang berpindah tempat di Indonesia dapat mencapai rata-rata 25%-30%.

Associate Director Michael Page Indonesia Imeiniar Chandra menjelaskan kebutuhan terhadap tenaga kerja profesional di bidang teknologi saat ini sangat tinggi di tengah upaya perusahaan melakukan transformasi digital. Di sisi lain, suplai tenaga kerja di bidang tersebut sangat terbatas, terutama untuk posisi manajer level menengah hingga jajaran direksi.

"Sebenarnya ini bukan hanya fenomena di Indonesia, melainkan juga di tingkat global, bahkan di Sillicon Valley sekalipun. Karena itu, gaji mereka pasti tinggi. Di Indonesia digitalisasi baru menggeliat pada 3-5 tahun terakhir. Jadi, talenta masih sangat sedikit di tengah penawaran yang tinggi," kata Imeiniar di Jakarta, Jumat (27/4).

Permintaan tinggi untuk calon tenaga kerja itu untuk posisi seperti kepala departemen informasi dan teknologi (IT), manajer sekuriti IT, dan tenaga ahli rekayasa perangkat lunak (software) akan berlanjut sepanjang tahun ini. Selain itu, permintaan tenaga kerja di bidang keamanan digital juga sangat dicari.

Asing

Di sisi lain, industri dengan permintaan tenaga kerja di bidang digital tertinggi, meliputi usaha rintisan (start-up) serta perusahaan di bidang teknologi lain, konsultan, perbankan, perusahaan asuransi, dan konglomerat. Dari segi kualifikasi, tenaga kerja yang punya pengalaman internasional memiliki nilai tambah.

Manajer Bidang Penjualan dan Pemasaran Michael Page Indonesia Amelia Lestari menambahkan, bagi perusahaan di bidang barang konsumsi (FMCG), kebutuhan tenaga kerja di bidang teknologi juga menyangkut tenaga kerja pemasaran. Hal itu karena saat ini pemasaran konvensional harus dikombinasikan dengan pemasaran digital.

Sayangnya, kebutuhan tinggi tersebut belum mampu dipenuhi lulusan tinggi perguruan tinggi. Dampaknya, perusahaan yang kesulitan mencari talenta bidang teknologi, menurut Amelia, memiliki kecenderungan memperkerjakan tenaga kerja asing (TKA).

Namun, investasi peningkatan sumber daya manusia juga dilakukan beriringan dengan masa kerja TKA tersebut di Indonesia. "Kecenderungan untuk melokalkan jajaran manajemen di Indonesia juga sudah menjadi perhatian. Jadi, TKA yang digunakan juga lebih kepada bagian dari transformasi pengetahuan dan kemampuan. Setelah kontrak mereka habis, kemudian posisinya akan segera ditempati oleh tenaga kerja Indonesia," ujarnya.

Di sisi lain, Michael Page Indonesia menemukan beberapa talenta Indonesia yang bekerja di luar negeri. "Mungkin ini karena kultur digitalisasi di Indonesia yang belum begitu kuat pada waktu dulu," tandas Imeiniar. (S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya