Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PENINGKATAN Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari Baa3 atau Outlook Positif menjadi Baa2 atau Outlook Stabil, merupakan bukti bahwa pemerintah dapat mengelola utang dengan baik dan hati-hati.
Hal itu dikatakan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo terkait dengan keputusan Moody’s Investor Service (Moody’s) menyangkut pengelolaan utang.
"Kajian mereka mengatakan bahwa Indonesia bisa mengelola utang dengan hati-hati sehingga stabilitas makro ekonomi terjaga," ujar Agus seusai Rapat Koordinasi Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (13/4).
Ia menekankan bahwa utang Indonesia masih sangat terkontrol. Hal itu dapat terlihat dari total utang terhadap GDP yang hanya berada di angka 35%, dan sebagian besar utang bersifat jangka panjang.
"Itu membuat utang kita terjaga dan tidak menciptakan risiko," tuturnya.
Utang-utang yang dilakukan pemerintah, lanjut Agus, juga ditujukan untuk mengejar pembangunan, guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang, berkesinambungan dan inklusif. Upaya tersebut harus dilakukan secaran konsisten.
"Dengan begitu, Indonesia bisa terlepas dari middle income trap dan masuk ke high income country. Middle income country itu pendapatan per kapitanya di kisaran US$1.000 sampai US$12.000. Sekarang pendapatan per kapita Indonesia baru US$3.400," imbuh Agus lagi.
Untuk menjadi high income country, lanjutnya, kita harus punya pendapatan per kapita di atas US$12.000.
"Untuk bisa mencapai itu jelas kita harus memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. Dan itu membutuhkan pembangunan infrastruktur reformasi struktural di sektor riil. Tentunya dengan fiskal dan moneter yang juga terjaga," jelasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved