Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MATA dunia kini memang sedang mengawasi pulihnya perekonomian Amerika Serikat yang ditandai dengan menguatnya nilai tukar dolar AS di segala penjuru dunia.
Bank sentral di berbagai negara pun merespons dengan menetapkan kebijakan pelonggaran moneter.
Bank of Korea dan People's Bank of China (PBOC) memilih memangkas suku bunga acuan 25 basis poin, masing-masing menjadi 1,75% dan 5,35%.
Namun, Bank of England (BOE) dan European Central Bank (ECB) tetap mempertahankan suku bunga acuan, masing-masing di level 0,5% dan 0,05%.
Keputusan yang sama juga dilakukan Bank Indonesia yang memilih tetap mempertahankan suku bunga acuan sama seperti kondisi sebelumnya 7,5%.
Suku bunga deposit facility juga tetap di 5,5% dan lending facility di level 8%.
"Keputusan itu sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi 4 plus minus 1% pada 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5%-3% terhadap PDB jangka menengah," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara di Jakarta, Selasa (17/3).
BI juga berkomitmen memperkuat kebijakan moneter dan makroprudensial untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Apalagi berbagai pihak menanti keputusan The Fed, bank sentral AS, besok.
Banyak pengamat yang memprediksi The Fed akan menaikan suku bunga acuan.
"BI tampaknya sangat berhati-hati dalam menjaga stabilitas mata uang. BI mempertahankan kehadirannya di pasar dengan intervensi terbatas untuk memuluskan volatilitas di pasar valas dan pasar obligasi," ujar Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina, kemarin.
Ia mengapresiasi keputusan mempertahankan BI rate dan sepakat dengan fokus BI ditujukan untuk mengamankan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
"Kita dapat melihat beberapa perbaikan dalam CAD pada kuartal pertama. Perbaikan dalam keseimbangan minyak (karena harga minyak dunia yang rendah), secara signifikan dapat membantu mempersempit CAD," kata Dian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved