Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Pertalite-Pertamax Sumbang Infl asi

Tesa Oktiana Surbakti
03/4/2018 09:14
Pertalite-Pertamax Sumbang Infl asi
(Sumber: Pertamina/Antara/Grafis: Tim MI)

PEMERINTAH memang tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebagai respons kenaikan harga minyak mentah dunia. Alasannya, untuk menjaga daya beli masyarakat dan tidak menimbulkan tekanan inflasi. 

Namun, ternyata dampak kenaik-an harga minyak mentah dunia ­merembes pada inflasi melalui kenaikan harga BBM nonsubsidi yang dikelola Pertamina.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa dalam komponen bensin, pertalite kini menjadi komoditas yang paling memberikan kontribusi terhadap inflasi dengan bobot 43%, kemudian disusul premium 32%, dan pertamax 23%.

“Dengan kenaikan harga pertamax, pertamax turbo, dan pertalite, andilnya (bensin) mencapai 0,04%. Bobot bensin itu (terhadap inflasi) 3,39%, yang komposisinya paling besar itu pertalite, premium, pertamax, dan pertamax turbo,” jelas Kepala BPS  Suhariyanto di kantornya, kemarin.

Seperti diketahui, Pertamina menyesuaikan harga untuk pertamax dan pertamax turbo masing-masing naik Rp300 per liter dan Rp500 per liter pada Februari lalu. Kemudian menyusul kenaikan pertalite sekitar Rp200 per liter akhir Maret 2018. Sumbangan terhadap inflasi dari kenaikan harga BBM nonsubsidi karena saat ini masyarakat banyak beralih ke BBM nonsubsidi.

Berdasarkan pengamatan BPS, sambung dia, pola kenaikan komponen bensin biasanya akan berdampak pada pergerakan inflasi pada periode selanjutnya.

Pihaknya berharap penyesuaian harga pertalite maupun pertamax tidak berlanjut.

“Dampak ikutannya bisa ke transportasi. Pertalite digunakan angkutan, pasti akan berpengaruh pada harga. Coba nanti kita lihat di inflasi intinya. Mudah-mudahan tidak terjadi kenaikan lagi (pertalite atau pertamax),” tandasnya.

Dilematis
Pengamat ekonomi dari Indef Bhima Yudhistira Adinegara mengatakan Pertamina berada pada kondisi dilematis lantaran tarif BBM nonsubsidi ternyata  berpengaruh terhadap inflasi. Solusinya, pemerintah bisa membantu keuangan perusahaan berlogo kuda laut itu melalui penyertaan modal negara (PMN) atau dengan menambah anggaran subsidi.

“Satu satunya jalan ada skema penambahan modal ke Pertamina nanti di APBN Perubahan. Apakah PMN-nya ditambah atau subsidi energinya naik, sehingga selisih harga keekonomian dan subsidi tidak meganggu kinerja keuangan Pertamina,” terang Bhima kepada Media Indonesia.

Menurut dia, harga BBM nonsubsidi maupun subsidi dapat meningkat pada April jika harga minyak dunia kembali menanjak. Meskipun harga minyak tetap dengan US$70  per barel, masih terbuka peluang  kenaikan harga BBM nonsubsidi. Imbasnya inflasi disektor transportasi dan energi akan naik.

Pada bulan lalu, inflasi transportasi cukup tinggi yakni 0,28% dan inflasi energi nya 0,34% lebih tinggi dari inflasi pangan (volatile food) sebesar 0,15%.

“Yang harus diwaspadai bulan April-Juni kita mengalami inflasi ganda yang disumbang naiknya harga pangan dan BBM secara bersamaan,” tandasnya.

Secara keseluruhan, inflasi pada triwulan pertama tahun ini masih terkendali di level 3,40%.  Meski demikian, pemerintah masih perlu mewaspadai potensi kenaikan harga-harga di saat perayaan Lebaran. (Cah/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya