Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Rupiah Menanti Sinyal FOMC

Fetry Wuryasti
17/3/2018 22:54
Rupiah Menanti Sinyal FOMC
(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

MELEMAH atau menguatnya rupiah biasanya menunggu menunggu kepastian dalam proses rapat anggota dewan gubernur The Fed (FOMC).

"Sebetulnya ketidakpastian masih cukup tinggi walaupun arahnya Fed Fund Rate naik, sinyalnya cukup kuat," ujar ekonom Institute National Development and Financial (Indef) Eko Listyanto di Jakarta, Sabtu (17/3).

Berbagai macam kebijakan baru Presiden AS Donald Trump ikut memperparah situasi ketidakpastian global. Faktor utamanya suku bunga The Fed.

Tapi faktor lain yang sangat menentukan adalah kebijakan ekonomi AS, perdagangan, dan tarif impor.

"Walaupun Indonesia tidak kena dampak langsung, tapi katakanlah benar baja-baja yang sebelumnya masuk ke AS, akan dialihkan ke negara berkembang yang sedang bangun infrastruktur. Kita akan ikut kena dampak," tutur Eko.

Kalau baja aluminium dialihkan pasarnya ke negara berkembang, lanjutnya, dan dibeli oleh orang Indonesia jelas membutuhkan dolar lebih banyak. Artinya permintaan dolar meningkat dan rupiah melemah. Ini akan mengurangi tingkat rupiah, sehingga kebijakan Trump itu harus diantisipasi.

Angka Rp13.700 masih akan terus bergejolak hingga The Fed mengumumkan hasil FOMC. Di dalamnya akan mencakup perhitungan ekonomi AS pada Triwulan 1/2018, terkait penyerapan tenaga kerja dan indikator makro lainnya, akan dihitung proyeksi ke depannya.

"Selama tanda-tanda itu masih bias sinyalnya, pasti akan kena ke nilai tukar negara berkembang termasuk Indonesia," tukas Eko. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya