Traveling Ramah Kantong ala Milenial

KESUKAANNYA jalan-jalan keliling Indonesia bahkan mancanegara membuat Ashari Yudha, 27, kini justru tampak 'sibuk'. Berpetualang ke tempat-tempat menarik tersebut justru menjadi sumber penghasilan bagi pria yang kini berprofesi sebagai travel blogger ini.

Pemuda asal Depok, Jawa Barat, itu rutin melakukan perjalanan seorang diri tanpa disponspori siapa pun (solo traveler) ke sejumlah tempat menarik yang belum banyak dikunjungi wisatawan. "Untuk solo traveling, biasanya sekarang 2-3 bulan sekali untuk rute dalam negeri. Kalau perjalanan luar negeri, biasanya saya melakukan long trip, jadi hanya sekitar 1-3 kali dalam setahun," kata Ashari kepada Media Indonesia, Rabu (14/3).

Untuk melakukan perjalanan seorang diri, Ashari melakukan persiapan yang berbeda dengan perjalanan yang disponsori. Yang pasti ia butuh menekan biaya dengan mencari tiket pesawat termurah melalui situs pencarian tiket daring atau situs resmi maskapai penerbangan.

"Untuk akomodasi, biasanya lewat situs penyedia kamar murah, hostel, atau crowdsourcing. Lewat crowdsourcing malah dapat penyedia kamar yang asyik, bisa diajak makan sama dia. Untuk makan sih ya paling makan enak 1-2 kali, sisanya makan biasa," ujarnya.

Perjalanan keluar negeri termurah yang pernah dilakukan Ashari ialah saat menjelajah empat negara Asia Tenggara, yaitu Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Laos sekitar dua tahun silam. Selama perjalanan selama 3 minggu tersebut, Ashari mengungkapkan hanya menghabiskan Rp3,8 juta.

Cerita mirip datang dari Erika Paramisora. Gadis yang notabene gemar naik gunung tersebut sering kali melanglang buana ke beberapa daerah di luar kota menggunakan aneka jenis transportasi, baik darat, laut, maupun udara.

"Biasanya saya mencari yang promo-promo biar bujet yang keluar enggak terlalu banyak buat tiket. Jadi, kalau ada yang murah ya langsung sikat," ujarnya kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

Hati-hati

Selain berburu tiket murah bukan hanya lewat promo penyedia jasa transportasi, Erika juga mempertimbangkan kartu kredit. Biasanya kartu kredit menawarkan tiket murah, terutama penerbangan ke luar negeri. Kalau tidak punya kartu kredit? Ia menjawab sambil berkelakar agar kita meminjam ke teman yang punya kartu kredit.

Selain itu, kita mesti rajin memantau situs penyedia jasa transportasi ataupun mengunjungi pameran wisata (travel fair). Ia pun menyarankan untuk mengikuti open trip. Selain lebih mempermudah segala sesuatu, kegiatan ini juga biasanya terorganisasi sehingga petualang tidak perlu repot mencari promo tiket dan kebutuhan lain.

Hal tersebut diamini Ade Firmansyah, 27. Sebagai pengelola agen travel Ransel Wisata, ia menjamin setiap calon peserta yang ingin mengikuti kegiatan open trip yang diadakannya akan mendapatkan keuntungan salah satunya harga tiket lebih murah.

"Itu karena agen travel biasanya sudah kerja sama dengan pemilik jasa transportasi. Tapi ini masih terbatas untuk moda darat atau laut," terang Ade.

Wakil Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Rudiana mengakui saat ini sedang booming di kalangan generasi milenial yang gandrung terhadap belanja pengalaman. Hal itu bisa dilihat saat perhelatan travel fair yang selalui dibanjiri pengunjung kalangan muda.

Meskipun begitu, generasi milenial memiliki perhatian yang tinggi terhadap harga. Karena itu, agen perjalanan kini merevolusi paket perjalanan dengan menawarkan paket murah.

Kompensasi paket murah yaitu di area akomodasi agen perjalanan menawarkan penginapan bintang 3. Makanya, ada agen perjalanan yang menawarkan wisata ke Jepang dengan hanya Rp4,5 juta per orang.

Namun, Rudiana mengingatkan konsumen untuk menerapkan prinsip kehati-hatian menggunakan jasa agen perjalanan daring. Ketiadaan kantor representatif dan pembelian tiket serta akomodasi melalui daring menjadi salah satu perhatian utama.

"Kalau tidak ada kantor, kita mau melakukan komplain ke mana? Kalau komplain lewat surat elektronik apa jaminan akan langsung ditanggapi?" tutur Rudiana.

(Mut/S-4)